Thursday, August 25, 2011

[FF/S/NC-17/1] IF YOU GIVE YOUR HEART




TITLE: IF YOU GIVE YOUR HEART
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: NC-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun
- Choi Jong Hoon
- Kim Yun Mi
- etc


“Yewon-a,tidak bisa kah kau berhenti mengerjaiku untuk terus mengantarmu ke pub?,”ucap seorang pria tampan seraya membukakan pintu mobil untuk seorang gadis cantik.
“Jonghoon oppa, bukankah kau juga bersenang-senang di dalam?,”ucap Yewon balas bertanya.
“Gila! Aku benar-benar bisa gila kalau kau terus-terusan menyuruhku menemanimu kesana. Kau tidak tau bagaimana menderitanya aku,”ucap Jonghoon seraya menstarter mobil.
“Siapa suruh punya wajah kelewat tampan,”cibir Yewon setengah bergurau.
“Lain kali aku tidak mau. Ingat itu!,”ucap Jonghoon.
“Tsskkk.. ingatlah bahwa aku ini majikanmu,”ucap Yewon mengancam.
“Ya ya baiklah,”ucap Jonghoon.
“Hahahah… aku sengaja membawamu ke pub agar pria-pria tidak mendekatiku,”ucap Yewon sejurus kemudian.
“Benarkah? Kupikir kau setiap hari kesana untuk mencari pria,”ucap Jonghoon sangsi.
“Yang benar saja… Aku mana mungkin mencari pacar di tempat seperti itu. Benar-benar cari mati. Bisa-bisa aku dibunuh appa jika memperkenalkan pacarku padanya dan menjelaskan padanya bahwa kami kenal di pub,”ucap Yewon seraya menyandarkan punggungnya.
“Benar. Siap-siap saja. Tapi… bukankah kau sudah akan menikah?,”ucap Jonghoon dan Yewon mendelik kesal.
“Jangan mengungkit hal itu! Benar-benar menyebalkan. Seharusnya Yunmi saja yang menikah,”ucap Yewon. Gadis itu kemudian melirik Jonghoon dan tertawa.
“Tapi karena aku tau hubungan terlarang kalian, jadi aku merelakan saja. Tskk… aku benar-benar kakak yang baik,”sindir Yewon.
“Ya! Apa maksudmu dengan hubungan terlarang? Sembarangan saja!,”ucap Jonghoon. Yewon memutar bola matanya.
“Jangan kau pikir aku tidak tau bagaimana perasaanmu terhadap Yunmi. Semua benar-benar terlihat jelas di mataku,”ucap Yewon.
“Kumohon hentikan omong kosong itu!,”ucap Jonghoon lembut tapi tegas.
“Tskk.. bukannya berterima kasih, kau malah menyuruhku diam,”cibir Yewon.
“Terima kasih!,”ucap Jonghoon sejurus kemudian.
“Sama-sama,”balas Yewon.
“Omong-omong, kau sudah tau siapa calon suamimu?,”tanya Jonghoon dan Yewon menggeleng.
“Aku tidak mau tau. Biar saja nanti kami bertemu di geraja saat pernikahan,”ucap Yewon asal.
“Bagaimana kalau pria itu sangat jelek,huh?,”tanya Jonghoon.
“Tidak mungkin. Umma mana mungkin sekejam itu pada anaknya yang cantik ini,”ucap Yewon percaya diri.
“Ya ya… terserah saja. Wajahmu dan Yunmi padahal sama, tapi Yunmi tidak pernah senarsismu. Ckckck… benar-benar dua kepribadian yang berbeda,”komentar Jonghoon.
“Tentu saja,”ucap Yewon.
“Sudahlah, aku ingin tidur. Nanti saat sampai rumah bangunkan aku. Kurasa aku harus meminta Yunmi untuk menggantikanku di kelas pagi besok,”ucap Yewon seraya memejamkan matanya. Jonghoon hanya menggelengkan kepalanya menatap Yewon. Majikannya yang satu ini benar-benar luar biasa. Yewon sangat menyenangkan, sedikit nakal, tapi juga pintar. Ntahlah, dia sulit mendeskripsikan karakter Yewon. Berbeda sekali dengan saudara kembarnya, Yunmi. Yunmi sangat pendiam dan juga polos, walau memang tidak sepintar Yewon, tapi gadis itu cukup pintar. Dan dia sendiri adalah supir pribadi. Ahh..tidak. bodyguard kedua tuan putri kembar itu. Dia harus dengan senang hati setiap harinya mengantarkan kedua tuan putrinya kemanapun. Dan untung saja kedua majikannya itu memiliki jadwal yang berbeda. Bisa dikatakan Yunmi adalah gadis pagi dan Yewon adalah gadis malam. Yunmi biasanya hanya memintanya mengantar ke kampus—bersama Yewon—toko buku atau terkadang café. Dan gadis itu biasanya tidak akan keluar rumah setelah jam lima sore berbeda dengan Yewon. Yewon pasti akan langsung mengajaknya pergi setelah makan malam dan mereka baru akan pulang pagi hari, ya seperti sekarang, jam 3 dini hari. Dan untungnya dia sudah terbiasa dengan rutinitas seperti ini, jadi tidak masalah baginya walau hanya bisa tidur tiga jam setiap paginya. Tetapi untungnya dia masih bisa tidur selepas mengantar kedua tuan putri itu pergi ke kampus.

“Yunmi-a, belum tidur kah?,”tanya Yewon saat baru masuk dan mendapati Yunmi duduk di ruang tamu.
“Seperti biasa, aku insomnia,”jawab Yunmi.
“Apa?! Jadi kau belum tidur? Tsskkk… Seharusnya tadi kau menelponku dan ikut aku ke pub,”ucap Yewon.
“Oh tidak. Terima kasih,”ucap Yunmi.
“Ahh… Besok pagi aku tidak bisa menggantikanmu. Aku juga ada kelas pagi,”ucap Yunmi.
“Apa?! Benarkah?,”pekik Yewon.
“Yunmi-a… aku mohon, kau membolos saja untuk kelasmu. Kau gantikan aku,”ucap Yewon.
“Yang benar saja. Bisa-bisa aku bertambah bodoh jika meninggalkan kelas. Sudahlah, kau membolos saja untuk satu kelas. Itu tidak akan memberi efek apapun bagimu,”ucap Yunmi.
“Yang benar saja. Bisa-bisa appa membunuhku dan tidak akan mengijinkanku keluar malam lagi. Ayolah, Yunmi-a!!,”rajuk Yewon.
“Sebaiknya kau tidur sekarang, Yewon-a,”ucap Jonghoon yang baru masuk setelah memarkir mobilnya.
“Hhh… menyebalkan!,”gerutu Yewon lalu berdiri. Dia melempar tasnya pada Jonghoon dan membuat pria itu menggerutu.
“Yunmi-a, kau juga tidurlah,”ucap Jonghoon lalu berlari mengejar Yewon yang sudah menghilang. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Yewon. Pasti sekarang gadis itu sedang menggerutu di kamarnya.
“Tskk… tidak bisakah kau juga memberikan perhatian lebih padaku?,”gumam Yunmi sedih seraya menatap punggung Jonghoon yang kian menjauh, yang sudah dia tau kemana arah tujuan Jonghoon.

============================

“Yunmi-a, mana Yewon?,”tanya Jihoon, appa dari Yewon dan juga Yunmi.
“Kurasa dia masih tidur. Tadi dia pulang jam tiga pagi,”jawab Yunmi seraya melumuri rotinya dengan selai blueberry kesukaannya.
“Benarkah? Anak itu! Apakah dia tidak ada kelas?,”tanya Jihoon.
“Ada. Kau tenang saja appa. Sebentar lagi juga dia turun. Tadi aku melihat Jonghoon oppa masuk ke kamarnya,”ucap Yunmi tenang.
“Ya!!! Aku masih mengantuk!!! Aku bahkan tidak sanggup untuk berjalan!!,”terdengar suara yang cukup keras dari lantai atas. Dan beberapa saat kemudian Yewon terlihat turun dari tangga digendong oleh Jonghoon. Mata gadis itu terpejam seraya bergelayut di punggung Jonghoon.
“Yewon-a…,”pekik Eunhye.
“Tidak apa-apa, Sajangnim. Kurasa dia benar-benar masih mengantuk,”ucap Jonghoon.
“Yunmi-a, bawakan sarapan Yewon dan juga Jonghoon,”ucap Eunhye.
“Baiklah,”ucap Yunmi seraya mengolesi roti untuk Yewon dan juga Jonghoon lalu memasukkannya ke dalam tempat makan.
“Aku pergi, umma, appa,”pamit Yunmi seraya mengecup pipi kedua orang tuanya. Jonghoon membungkukan tubuhnya dan pergi dari sana masih dengan Yewon di punggungnya.
“Yunmi-a, kau duduk di depan,”ucap Jonghoon saat Yunmi hendak membuka pintu belakang mobil.
“Ne?,”tanya Yunmi.
“Biar Yewon tidur di belakang,”jelas Jonghoon.
“Ahh.. baiklah,”ucap Yunmi lalu masuk ke sisi kanan mobil. Jonghoon pun membuka pintu belakang mobil dan menidurkan Yewon di jok belakang.
“Benar-benar seperti anak kecil,”komentar Jonghoon pelan lalu menutup mobil dan masuk ke kursi kemudi.
“Kau selesai kelas jam berapa?,”tanya Jonghoon. Yunmi membuka agendanya.
“Jam tiga sore,”jawab Yunmi.
“Oppa tidak mengantuk kah?,”tanya Yunmi.
“Tentu saja. Hmm… kurasa aku bisa tidur dulu sampai jam satu. Aku harus menjemput Yewon nanti,”ucap Jonghoon.
“Oppa tau jadwal Yewon kah?,”tanya Yunmi.
“Hmm… Agenda dia ada padaku,”jawab Jonghoon santai, tidak menyadari raut wajah Yunmi yang mengeruh.
“Bagaimana kuliahmu?,”tanya Jonghoon mencoba memecah keheningan.
“Biasa saja. Kenapa?,”jawab Yunmi.
“Tidak. Hanya bertanya saja. Kau tidak pernah pergi bersama teman-temanmukah?,”tanya Jonghoon.
“Tidak. Kami hanya menghabiskan waktu di kampus,”jawab Yunmi dan Jonghoon mengangguk.
“Kau bangunkahlah dia, sebentar lagi sampai,”ucap Jonghoon. Yunmi kemudian memutar tubuhnya dan membangunkan Yewon.
“Yewon-a…,”panggil Yunmi.
“Jangan membangunkannya seperti itu! Sodorkan makanan ke mulutnya,”ucap Jonghoon.
“Ne?,”tanya Yunmi sangsi tapi kemudian Yunmi melakukan perintah Jonghoon dan beberapa detik kemudian Yewon langsung membuka matanya dan mengambil roti di mulutnya. Gadis itu kemudian bangun dan bercermin.
“Aishh!! Penampilanku kacau sekali,”ucap Yewon saat melihat pantulannya di cermin.
“Baru sadarkah?,”tanya Jonghoon dan Yewon mencibir. Yewon menyisir rambutnya, dengan roti di mulutnya.
“Cepatlah, tuan putri! Sebentar lagi sampai,”ucap Jonghoon.
“Tutup mulutmu!,”ucap Yewon kesal seraya menjejalkan rotinya ke mulut Jonghoon.
“Ya! Kau jorok sekali!,”omel Jonghoon seraya mengambil roti yang dijejalkan Yewon dan Yewon hanya mencibir.
“Tapi pada akhirnya kau memakan rotiku kan?,”cibir Yewon saat Jonghoon kembali memakan rotinya.
“Roti ini enak. Hahaha..,”ucap Jonghoon.
“Benar-benar pria aneh,”cibir Yewon. Yunmi yang menatap interaksi kedua orang itu hanya bisa tersenyum kecut. Jonghoon dan Yewon memang sangat akrab. Sejak lima tahun lalu, saat Jonghoon pertama kali datang ke rumahnya, beberapa hari kemudian kedua orang itu langsung akrab. Mungkin karena sifat Yewon yang sangat ceriwis dan sikap manjanya yang terselubung sehingga membuat pria-pria dengan mudah merasa nyaman di dekatnya. Dan jujur saja, Yunmi tidak akan berani berinteraksi dengan Jonghoon jika tidak ada Yewon di dekat mereka. Ntahlah… Yunmi selalu merasa berdebar jika berhadapan dengan Jonghoon. Mungkin karena Jonghoon adalah pria tertampan yang pernah ditemuinya, berbeda dengan Yewon yang pasti sudah bertemu dengan banyak pria yang lebih tampan dari Jonghoon di luar sana.
“Oppa, jangan lupa menjemputku siang nanti. Aku harus tidur dan kembali ke kampus jam tiga sore,”pesan Yewon dan suara gadis itu langsung membuyarkan Yunmi dari lamunannya. Dia baru sadar jika mereka sudah sampai di kampus.
“Kau tenang saja, Yewon-a,”ucap Jonghoon lalu Yewon keluar dari mobil dan Yunmi pun melakukan hal yang sama.
“Hati-hati, oppa,”ucap Yunmi sebelum turun dan Jonghoon tersenyum mendengarnya.

================================

“Yunmi-a, aku perlu bicara denganmu,”ucap Yewon siang itu saat makan siang. Jonghoon belum datang, jadi dia memutuskan untuk bicara dengan Yunmi.
“Ada apa?,”tanya Yunmi.
“Jujur saja, aku benar-benar tidak siap untuk menikah,”ucap Yewon seraya menggembungkan pipinya. Yunmi meringis mendengarnya.
“Aku mengerti,”ucap Yunmi.
“Tapi aku tidak mungkin membantah umma dan appa. Lagi pula… aku tidak mungkin memintamu menggantikanku,”ucap Yewon dan Yunmi sedikit berjengit saat mendengar kalimat terakhir.
“Kau sudah terlalu banyak membantuku. Tapi… aku benar-benar belum siap, Yunmi. Bayangkan saja. Aku masih 21 tahun dan baru akan menginjak usia 22 tahun ini—sama sepertimu, tapi aku harus menikah? Benar-benar gila,”gerutu Yewon.
“Tapi aku yakin pernikahan kalian tidak akan dilangsungkan secepat itu. Umma dan appa pasti ingin kau lulus dulu,”ucap Yunmi.
“Iya, dan tahun ini aku lulus. Tskkk… benar-benar menyebalkan. Seharusnya aku tidak perlu mengerjakan soal-soal dengan benar jadi tidak perlu lulus dengan cepat,”keluh Yewon.
“Kau sangat pintar, Yewon-a. kau harus mensyukuri hal itu,”ucap Yunmi.
“Aku tau. Tapi sebenarnya tujuanku untuk cepat-cepat lulus adalah agar nanti aku bisa bersenang-senang. Bukan malah menikah, mengurus suami, mengurus anak, mengurus rumah tangga. Astaga!!,keluh Yewon lagi dan membenamkan kepalanya di meja.
“Jangan terlalu banyak mengeluh,”ucap Jonghoon seraya mengusap rambut Yewon.
“Ya!! Mengagetkan saja! Kau kapan datang?,”omel Yewon.
“Baru tiba tepat pada saat kau mengucapkan kalimat terakhir,”jawab Jonghoon seraya duduk dan menyesap orange jus Yewon.
“Jadi pulang tidak?,”tanya Jonghoon.
“Tentu saja. Tadi saja aku hampit tertidur di kelas. Ucapan dosen terdengar seperti lulabi di telingaku,”jawab Yewon lalu meraih tasnya.
“Yunmi-a, kami duluan. Tenang saja, sebelum jam tiga kami akan kembali dan aku akan mengantarmu pulang,”pamit Jonghoon dan Yunmi mengangguk.

“Cheolyeong-ssi,ada apa?,”tanya Yunmi saat tiba-tiba Cheolyeong menghampirinya saat dia sedang menunggu Jonghoon dan juga Yewon sore itu.
“Jadilah kekasihku, Yunmi-a!,”ucap Cheolyeong langsung.
“Ne?,”tanya Yunmi.
“Aku benar-benar menyukaimu. Sudah sejak lama,”ucap Cheolyeong.
“Kau tidak salah orang? Mungkin Yewon,”tanya Yunmi.
“Tidak. Tentu saja tidak. Aku menyukaimu, Yunmi-a,”ucap Cheolyeong lagi. Yunmi terdiam. Dulu dia memang pernah menyukai Cheolyeong, saat SMA, saat sekolahnya bertanding basket dengan sekolah Cheolyeong, tapi sejak Jonghoon datang ke kehidupannya, di matanya hanya ada pria itu.
“Maaf! Aku tidak bisa menerimamu,”ucap Yunmi akhirnya.
“Kenapa? Sudah ada orang yang kau cintaikah?,”tanya Cheolyeong dan Yunmi mengangguk.
“Ahh… Aku mengerti. Kurasa aku memang terlalu lama berpikir,”ucap Cheolyeong.
“Tapi… kau bisa menerima bunga ini kan?,”tanya Cheolyeong.
“Aku tidak mungkin membawanya kembali,”jelas Cheolyeong.
“Ahh.. baiklah,”ucap Yunmi menerima bunga itu.
“Kuharap kita masih bisa berteman. Kau jangan sungkan-sungkan jika membutuhkanku,”pesan Cheolyeong dan Yunmi menangguk seraya tersenyum. Di kejauhan Yunmi melihat Yewon berjalan bersama Jonghoon dan melihat isyarat Yewon yang sepertinya menanyakan bungan di tangannya. Yunmi kemudian menunjuk punggung Cheolyeong yang sudah jauh dari tempatnya dan Yewon terlihat mengangguk paham.
“Cheolyeong akhirnya menyatakan cinta padamukah?,”tanya Yewon saat sudah berada tepat di hadapan Yunmi.
“Kenapa kau menolaknya? Pria itu sangat lucu,”tanya Yewon.
“Karena aku tidak menyukainya,”jawab Yunmi.
“Ahh.. kau benar,”ucap Yewon paham.
“Ya sudah, aku pergi. Hongki sudah memanggilku. Kurasa anak itu ingin menyalin tugasku,”pamit Yewon saat dilihatnya Hongki melambai padanya dari kejauhan.

======================

“Jonghoon oppa, bisa membantuku kah?,”tanya Yunmi seraya melongokkan kepalanya ke kamar Jonghoon. Jonghoon yang tengah membaca agenda Yewon langsung menoleh dan mengangguk. Yunmi kemudian masuk dan duduk di samping pria itu.
“Bantu aku mengerjakan tugas bahasa jepangku,”ucap Yunmi seraya menyodorkan bukunya. Jonghoon menatapnya.
“Yewon mengatakan padaku bahwa bahasa jepangmu bagus. Bisakah?,”tanya Yunmi lagi.
“Tentu saja. Mana yang harus aku bantu?,”tanya Jonghoon dan Yunmi membuka halaman tugasnya.
“Kau belum bisa membedakan huruf hiragana dan katakana kah?,”tanya Jonghoon dan Yunmi menggelengkan kepalanya.
“Aku sangat bodoh. Bahkan bahasa inggris pun aku tidak bisa. Tapi karena aku dan Yewon harus saling membantu appa, jadi kami harus menguasai bahasa asing. Kau tau sendiri kan kalau Yewon lebih memilih Jerman, jadi aku terpaksa mengambil Jepang,”jelas Yunmi.
“Hm… Dan bahasa Jerman dia bagus. Walau dia sering kesal jika mendengar percakapan dalam bahasa Jerman,”ucap Jonghoon. Yunmi tersenyum kecut. Ternyata Jonghoon sampai tau sedetai itu tentang Yewon dan Yewon pun juga begitu, rasanya sudah tidak ada harapan lagi baginya untuk bersama Jonghoon.
“Oppa, kau menyukai Yewon kah?,”tanya Yunmi.
“Tentu saja. Kurasa semua pria pun akan menyukainya. Bukankah begitu?,”jawab Jonghoon.
“Hmm.. Kau benar,”ucap Yunmi setuju.
“Pria bernama Cheolyeong itu cukup tampan. Kenapa kau menolaknya? Bukankah dulu kau menyukainya?,”tanya Jonghoon.
“Eh? Dari mana kau tau?,”tanya Yunmi kaget.
“Yewon. Anak itu benar-benar tidak bisa berhenti bicara, jadi semua dia bicarakan,”jawab Jonghoon.
“Yewon menceritakan semua hal padamu?,”tanya Yunmi sangsi.
“Hm.. semua. Dan benar-benar semua. Bahkan hal memalukan dan yang tidak seharusnya dibicarakan oleh pria dan wanita pun dia bicarakan padaku. Kau bayangkan saja, dia mendiskusikan masalah hubungan intim denganku. Anak itu terkadang otaknya kacau,”cerita Jonghoon.
“Kurasa kalian saling memahami,”komentar Yunmi.
“Bisa dikatakan begitu,”ucap Jonghoon.
“Ya! Kenapa jadi membicarakan hal yang tidak penting?,”tanya Jonghoon tersadar. Yunmi tersenyum dan kembali fokus mengerjakan tugasnya dan Jonghoon pun dengan sabar mengajarinya setahap demi setahap, membuat Yunmi mengerti secara keseluruhan.

================TBC================

Part 2 >>


DON'T DARE TO PLAGIAT THIS FANFIC!!!


Please leave your comment if u appreciate me! ^^
credit: Yewonnie
Primadonnas' Island blog

 
 

Followers

My Update