TITLE: FALSE LOVE LIKE
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: NC-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun
“Seunghyun-a, apakah Yewon masih tinggal bersamamu?,”tanya Hyegyo, ibu dari Seunghyun.
“Ne, waeyo?,”tanya Seunghyun.
“Apakah... kau masih mencintainya?,”tanya Hyegyo ragu. Seunghyun menghela napas dan menatap ibunya itu.
“Sebenarnya apa yang ingin umma katakan?,”tanya Seunghyun. Hyegyo meremas jemarinya dan wajahnya terlihat ragu.
“Seunghyun-a, tidak bisa kah Yewon pergi dari rumahmu?,”tanya Hyegyo.
“Maksud umma apa?,”tanya Seunghyun.
“Kau... bisa mendapatkan wanita lain, Seunghyun-a. Tapi karena Yewon dan juga anaknya tinggal di rumahmu, semua gadis beranggapan bahwa kau sudah menikah. Umma ingin kau menikmati masa depanmu dan mencari istri. Disana masih ada gadis yang lebih baik dari Yewon,”jelas Hyegyo. Seunghyun mengepalkan tangannya dan wajahnya terlihat mengeras.
“Umma, apa umma mempermasalahkan status Yewon yang seorang single parent? Umma, itu bukan keinginannya. Itu semua sudah digariskan Tuhan,”jelas Seunghyun.
“Tapi tetap saja. Dia hamil di luar nikah. Melahirkan anak tanpa suami. Tetap saja... dia bukan...wanita baik-baik,”ucap Hyegyo.
“Aku tidak mau membahas ini. Yewon adalah gadis terbaik,”ucap Seunghyun lalu beranjak dan menyambar jasnya lalu pergi meninggalkan ibunya itu.
Seunghyun mengendarai mobilnya dengan perasaan kesal. Dia tidak pernah menyangka bahwa ibunya bisa memberi penilaian seperti itu tentang Yewon. Membiarkan Yewon pergi? Tentu saja tidak mungkin. Rumahnya pasti kembali sepi jika tidak ada Yewon dan juga Yebin. Dan lagi... situasi sekarang sedang bahaya, karena Oh Wonbin kembali dan pria itu sepertinya bisa kapan saja merebut Yewon dan Yebin dari sisinya. Atau lebih tepatnya, mengambil kembali dua orang yang sangat disayanginya itu.
“Ada apa, Yewon-a?,”Seunghyun menjawab panggilan dari Yewon.
“Oppa, aku sudah diterima bekerja. Tapi kantornya sangat jauh dari rumah,”jawab Yewon. Seunghyun mengernyitkan keningnya.
“Lalu?,”tanyanya.
“Mmmm... Kurasa, aku akan mencari tempat tinggal yang lebih dekat dengan kantor,”jawab Yewon.
“Apa?! Tidak boleh!,”ucap Seunghyun langsung membanting stirnya.
“Kau sekarang dimana? Kita bertemu dan bicarakan masalah ini,”ucap Seunghyun.
“Kenapa kau memutuskan untuk pindah dari rumahku?,”tanya Seunghyun dengan tatapan tajam.
“Aku sudah mendapat pekerjaan dan kantorku jauh dari rumahmu,”jawab Yewon.
“Aku bisa mengantar jemputmu setiap hari,”ucap Seunghyun. Yewon menghela napasnya.
“Seunghyun-a,kau sendiri harus bekerja dan aku tidak mau merepotkanmu,”ucap Yewon.
“Lalu bagaimana dengan Yebin? Apakah kau akan meninggalkannya sendirian setiap hari? Atau kau akan menitipkannya? Yang benar saja.... itu tidak akan bagus untuk pertumbuhannya,”keluh Seunghyun.
“Tidak. Tentu saja tidak. Apa kau bersedia jika Yebin tetap tinggal di rumahmu?,”tanya Yewon.
“Tentu saja. Dan aku pun masih dan akan selalu bersedia membiarkanmu tinggal di rumahku,”jawab Seunghyun.
“Jangan katakan bahwa kau akan menitipkan Yebin padaku dan menjengunknya tiap akhir pekan,”ucap Seunghyun sangsi dan dia sudah bisa menebak bahwa prediksinya benar.
“Yewon-a, kumohon jangan keras kepala. Kau mau tinggal dimana? Di apartemen? Apartemen yang seperti apa? Apakah keamanan disana terjamin? Kau akan mengalami banyak kesulitan, Yewon-a. Dan itu akan membuatku kesulitan untuk membantumu,”keluh Seunghyun.
“Kau tenang saja,oppa. Perusahaan sudah mencarikanku sebuah apartemen. Dan disana aman, jadi kau tenang saja,”ucap Yewon dengan eye-smile nya, satu-satunya jurus yang dia tau bisa meluluhkan hati Seunghyun.
========================================================
“Umma, apa kau gila?!!!!,”Wonbin langsung memekik saat membuka map di atas meja ibunya dan terlihat CV Yewon disana.
“Kenapa?,”tanya Jihyun santai.
“Umma, apa kau mau melihatku mati secara perlahan? Kenapa kau menerima Yewon bekerja disini?,”ucap Wonbin kesal.
“Karena dia berkualitas. Karena dia memenuhi syarat. Aku tidak mau ikut campur dengan urusanmu dan Yewon dan lagi pula, dia tidak tau bahwa aku adalah ibumu,”ucap Jihyun santai.
“Apakah kau mau aku menempatkan Yewon di bagianmu?,”tanya Jihyun.
“NO,”ucap Wonbin tegas lalu pergi meninggalkan ruangan itu. Jihyun menatap punggung anak semata wayangnya itu dan hanya bisa menggeleng heran.
“Kau akan lebih terkejut nanti, Wonbin-a. Ini hanya permulaan dariku. Kau benar-benar sulit untuk menjadi dewasa,”ucap Jihyun dan kembali memeriksa CV calon karyawannya.
“Kau kenapa, Wonbin-a?,”tanya Jonghoon saat melihat temannya berjalan dengan wajah kesal lalu masuk ke dalam ruangannya tanpa menjawab pertanyaannya.
“Orang itu sedikit aneh akhir-akhir ini,”ucap Jonghoon menggeleng heran dan menyeruput kopi yang baru saja dia buat.
“Kurasa aku harus menghampirinya,”pikir Jonghoon lalu diapun berjalan ke arah ruangan temannya itu dan masuk begitu saja. Dilihatnya Wonbin sedang duduk di kursinya menatap ke jendela dan menyandarkan punggungnya.
“Kau kenapa? Apa yang terjadi? Yewon lagi kah? Bukankah kau sudah dengan sukses tidak bertemu dengannya selama 3 bulan sejak kedatanganmu kesini?,”tanya Jonghoon penasaran. Wonbin mendelik kesal menatapnya dan memutar kursinya.
“Dan kesuksesan itu akan segera berakhir,”ucap Wonbin yang membuat Jonghoon langsung mengeryitkan keningnya.
“Yewon akan bekeja di perusahaan ini. tepatnya besok,”lanjut Wonbin.
“Benarkah?,”tanya Jonghoon tidak percaya.
“Memang kau pikir aku berbohong? Haizz... bagaimana ini? apakah umma sudah merencanakan semuanya? Benar-benar menyebalkan!,”gerutu Wonbin.
“Bersikaplah seperti biasa, Wonbin-a. Bukankah kau sudah tidak menyukainya? Jadi kurasa...tidak akan sulit bagimu untuk bersikap biasa saja terhadapnya. Anggap saja dia teman lamamu atau mungkin... teman barumu,”ucap Jonghoon lalu keluar dari kantor Wonbin dengan santai. Wonbin tidak melihat bahwa Jonghoon sedang tersenyum licik melihat kepanikan temannya itu.
“Kau akan masuk ke dalam permainan kami, Wonbin-a,”gumam Jonghoon lalu kembali berjalan ke ruangannya.
=============================================================
Seunghyun menatap Yewon yang sedang mengepak pakaiannya dari pintu dengan Yebin di gendongannya.
“Kau benar-benar harus pergi? Kau benar-benar tega meninggalkan kami?,”tanya Seunghyun. Yewon langsung menoleh dan beberapa saat kemudian kembali melipat dan memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam sebuah koper.
“Ya. Bukankah aku sudah mengatakannya?,”ucap Yewon. Seunghyun berjalan mendekat, dia naik ke tempat tidur dan membiarkan Yebin duduk disana sedangkan dirinya duduk bersedekap memandang Yewon.
“Aku kan tidak mengatakan bahwa aku mengijinkanmu,”ucap Seunghyun.
“Aku memang tidak meminta ijinmu. Aku kan hanya memberitahumu,”ucap Yewon dengan cengiran kemenangan.
“Aishh... terserahlah,”ucap Seunghyun akhirnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan memeluk Yebin.
“Yebin-a, mulai hari ini kau akan tidur denganku. Umma mu kejam sekali. Dia akan meninggalkan kita berdua,”ucap Seunghyun.
“Jangan berlebihan, oppa!,”omel Yewon.
“Tapi kau benar-benar menyebalkan, Yewon-a. Bagaimana kalau kau bertemu Wonbin?,”tanya Seunghyun.
“Aku sekarang sudah tidak peduli. Tapi yang pasti, aku tetap tidak akan membiarkan dia mengetahui bahwa aku melahirkan anaknya. Aku tidak mau Yebin tau bahwa dia mempunyai appa kandung yang tidak bertanggung jawab,”jawab Yewon dengan suara pelan agar Yebin tidak mendengar perkataannya.
“Tapi aku khawatir kau akan kembali jatuh cinta pada pria itu,”ucap Seunghyun. Yewon langsung mendelik menatap pria itu. raut wajah Seunghyun terlihat sangat serius dan... sedih?
“Kau tenang saja. Aku benar-benar sudah membenci pria itu,”ucap Yewon.
“Yahh... kuharap akan selamanya begitu,”ucap Seunghyun lalu memiringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Yewon menatap Seunghyun dengan rasa bersalah. Dia benar-benar seorang gadis jahat.
“Jangan menatapku dengan tatapan itu, Yewon-a. Aku tidak suka,”ucap Seunghyun mengagetkan Yewon. Yewon sedikit terkesiap. Bagaimana mungkin pria itu menyadari tatapannya? Padahal tadi dia melihat mata Seunghyun terpejam.
“Yewon-a, bisakah kau membuktikan rasa cintamu padaku?,”tanya Seunghyun yang kini sudah berdiri di hadapan Yewon.
“Ne?,”tanya Yewon bingung. Seunghyun hanya tersenyum dan dengan sigap mengangkat tubuh Yewon dengan bridal style.
“Oppa, kau mau apa?,”tanya Yewon.
“Kita lihat saja,”jawab Seunghyun dan mereka melangkah keluar kamar dan masuk ke dalam kamar Seunghyun.
“Oppa!,”pekik Yewon kaget saat Seunghyun menghempaskan tubuhnya ke kasur.
“Bolehkah?,”tanya Seunghyun yang kini sudah tepat berada di atas Yewon. Yewon menelan ludahnya berkali-kali. Dan pada akhirnya, sebuah anggukan dia berikan.
Seunghyun mengerjapkan matanya. Saat hendak bangun, dia merasakan sesuatu yang berat menahan lengannya. Dia menoleh dan melihat Yewon terbaring di sampingnya hanya dengan selimut yang melilit tubuhnya. Seunghyun seketika itu tersenyum saat kembali teringat kejadian semalam. Sebuah momen yang tidak pernah dia bayangkan akan terjadi. Yah... sesuatu yang membuatnya menjadi seorang pria karena telah berhasil membuat Yewon mendesah dan meneriakkan namanya. Seunghyun membelai wajah Yewon yang masih terpejam, mengecup bahu wanita itu dengan penuh cinta.
“Bangun! Sudah pagi,”ucapnya di telinga Yewon.
“Aku masih mengantuk,”ucap Yewon masih dengan mata terpejam. Yewon membalik tubuhnya sehingga menghadap Seunghyun dan menyenderkan kepalanya di dada pria itu.
“Bagaimana kalau Yebin ternyata sudah bangun?,”tanya Seunghyun sambil membelai rambut Yewon.
“Sunny ahjumma pasti akan menghampirinya. Sudahlah, aku masih mengantuk,”jawab Yewon tetap dengan mata terpejam.
“Tidurlah,”ucap Seunghyun akhirnya. Dia mendekap Yewon dan Yewon pun dengan otomatis menyamankan posisinya.
“Aku ingin selamanya seperti ini,”gumam Seunghyun.
“Babo!,”ucap Yewon diiringi tawa pelan.
=============================================
Wonbin tertegun saat lift terbuka dan dilihatnya Yewon berada di dalam. Dia melangkahkan kakinya masuk dan semua karyawan menyapanya hormat. Wonbin melirik Yewon dan melihat bahwa gadis itu terlihat biasa saja bahkan seolah tidak mengenalnya. Apa?! Hahaha... apakah gadis ini ingin memainkan sebuah peran? Baiklah...
“Apakah...kau karyawan baru?,”tanya Wonbin membuka percakapan.
“Iya,”jawab Yewon santai.
“Ahhh... Kau di bagian mana?,”tanya Wonbin.
“Akuntansi. Maaf, Tuan. Aku sudah sampai,”pamit Yewon saat pintu lift terbuka dan memberikan sebuah senyuman pada Wonbin lalu berlalu begitu saja. Wonbin hanya bisa membuka mulutnya tidak percaya.
“Gadis itu... Aish!,”gerutu Wonbin kesal. Semua orang yang berada di lift itu menatapnya tetapi mereka langsung menunduk saat Wonbin menatap mereka tajam.
Yewon tersenyum puas. Ntah kenapa dia merasa bahagia bisa mempelakukan Wonbin seperti itu. tentu saja pada awalnya dia kaget saat melihat pria itu. tapi, ntah kenapa pada akhirnya dia bisa bersikap biasa saja. Dia tau pasti Wonbin sangat kesal, tapi dia tidak peduli.
“Aku tidak akan berbaik-baik denganmu,”gumam Yewon melangkah menuju mejanya dan tertegun menatap sebuah kertas yang menempel di monitornya.
Kau harus mentraktirku makan siang, kekekkeke...
Prince Jonghoon
“Pria itu. ckkck...,”ucap Yewon lalu mengambil kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah.
“Ok. Aku harus mulai bekerja. Hhh.... Fighting!!!,”ucap Yewon.
Jonghoon yang memperhatikannya dari jauh hanya bisa tersenyum melihatnya.
“Kau benar-benar mengagumkan, Yewon-a. Untung aku sudah punya Yunmi, kalau tidak...mungkin aku akan jatuh cinta padamu,”gumam Jonghoon.
“Kurasa sekarang saatnya mengecek keadaan Wonbin,”Jonghoon pun berjalan pergi menuju ruangannya atau tepatnya, menuju ruangan Wonbin.
Wonbin tiba-tiba berjalan ke ruangan Yewon, dia bahkan menghiraukan Jonghoon yang menyapanya.
“Ikut denganku!,”Wonbin langsung menarik tangan Yewon. Membuat semua orang di ruangan itu menatapnya.
“Kau mau apa, Wonbin-ssi?,”tanya Yewon menghempaskan tangannya. Wonbin menatapnya kesal.
=====TBC=====
DON'T DARE TO PLAGIAT THIS FANFIC!!!
Please leave your comment if u appreciate me! ^^
credit: Yewonnie
Primadonnas' Island blog