Friday, July 22, 2011

[FF/S/NC-17/12] CHERISH YOUR HEARTACHE

previous chapter: 1|2|3|4|5|6|7|8|9|10|11



TITLE: CHERISH YOUR HEARTACHE
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: NC-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun

Yewon tengah mengerjakan tugas kuliahnya dan sedari tadi Wonbin duduk di depannya, menatapnya.
“Oppa, ada apa?,”tanya Yewon tanpa menatap Wonbin.
“Aku punya tiga permintaan, Yewon-a,”jawab Wonbin. Yewon langsung mengangkat kepalanya dan menatap Wonbin.
“Tiga permintaan? Memang kau pikir aku jin?,”ucap Yewon heran.
“Ya, anggap saja kau menjadi jin-ku. Bagaimana? Boleh tidak aku mengajukan permintaan?,”tanya Wonbin.
“Asal bukan permintaan yang aneh,”jawab Yewon sedikit was-was.
“Yang pertama, besok...mmm... Tolong perlakukan aku sebagai pacarmu,”ucap Wonbin yang langsung mendapat protes dari Yewon.
“Dengarkan dulu! Aku belum selesai,”ucap Wonbin.
“Tskk... Kau itu seperti anak kecil saja,”ucap Yewon kesal. Wonbin tidak mempedulikan ucapan Yewon dan kembali mengucapkan keinginannya.
“Besok kita kencan. Pergi seharian dan pulang hari Minggu,”ucap Wonbin.
“Lalu...,”ucap Wonbin berpikir.
“Aishh~~ Aku belum memikirkan permintaan terakhir, akan aku pikirkan dulu. Bagaimana? Bersediakah kau menjadi jin-ku selama satu... Ahh... bukan. Selama dua hari?,”tanya Wonbin.
“Apa aku boleh menolaknya?,”Yewon balik bertanya.
“Tidak boleh,”jawab Wonbin.
“Tskkk... Kalau begitu untuk apa kau bertanya?,”ucap Yewon kesal.
“Hahaha... Sebagai formalitas,”jawab Wonbin santai.
“Ya! Apakah kau masih berdiet?,”tanya Wonbin kemudian.
“Hu’um. Berat badanku masih belum kembali seperti semula. Kurasa aku butuh seminggu lagi untuk berdiet,”jawab Yewon kembali menekuri pekerjaannya.
“Ya! Yang benar saja. Kau sudah seminggu berdiet, Yewon-a,”ucap Wonbin tidak percaya.
“Ya, dan kau selalu menjejaliku dengan makanan pada malam hari. Itulah sebabnya dietku kemarin-kemarin menjadi percuma. Jadi kumohon, oppa. Berhentilah memasak makanan yang enak saat tengah malam,”ucap Yewon kesal dan Wonbin hanya mengerucutkan bibirnya sebal.
“Ya, baiklah. Tskkk... Aku kan masak tengah malam untukku sendiri. Aku tidak menawarimu,”gumam Wonbin mengalihkan pandangannya dari Yewon, Yewon sendiri hanya mendelik kesal di belakangnya.

=========================

“Sehyun-a!! Berhentilah!!,”teriak Yoochan saat masuk ke ruangan khusus bagi Sehyun untuk berlatih drum. Sehyun menghentikan latihannya dan menatap sepupunya itu dengan kesal.
“Ada apa, noona?,”tanya Sehyun.
“Aku titip Hwichan padamu. Aku dan Yoochun harus menghadiri pernikahan Yoona ahjumma,”jawab Yoochan.
“Apa? Yoona ahjumma menikah? Lagi? Bukankah baru 6 bulan yang lalu dia menikah? Sekarang siapa lagi korbannya?,”ucap Sehyun heran.
“Ya! Tidak sopan! Itu bukan urusanmu, Sehyun-a. Sudahlah, kau cepat turun dan diam di kamar Hwichan. Tunggu sampai dia bangun daripada nanti dia menangis dan berteriak-teriak saat bangun,”pesan Yoochan lalu keluar.
“Tskk... menyebalkan sekali. Aishh!! Menjaga Hwichan? Menjaga anak itu rasanya sama saja dengan menjaga seluruh anak TK di Daegu,”ucap Sehyun frustasi dan kemudian meletakkan stik drum-nya dan berjalan keluar lalu menuruni tangga dan menuju kamar Hwichan.
“Hyung, kalian kapan pulang?,”tanya Sehyun sebelum memasuki kamar Hwichan, saat dilihatnya Yoochun keluar dari kamar dan diikuti Yoochan.
“Kami pulang malam. Dan... oiya,”jawab Yoochun lalu mengambil dompetnya dan menyodorkan beberapa lembar uang 100.000 won pada Sehyun. Sehyun tersenyum menerima uang itu.
“Kau belilah makanan jika lapar. Aku takutnya kami pulang terlambat,”ucap Yoochun.
“Ahh... Dan...,”lanjut Yoochun teringat sesuatu.
“Belikan Hwichan es krim,”lanjut Sehyun yang sudah bisa menebak ucapan selanjutnya.
“Sehyun-a, kau nanti belikan makanan untuk Hwichan juga. Aku tidak mau nanti anakku kelaparan,”pesan Yoochan.
“Kau tenang saja, noona. Hwichan akan aman bersamaku,”ucap Sehyun percaya diri.
“Ya sudah, pokoknya kami percayakan Hwichan padamu untuk hari ini. Aku tidak mau jika aku pulang rumah dalam keadaan kacau,”ucap Yoochan.
“Ya! Jadi maksudmu aku juga harus membersihkan rumah?,”protes Sehyun, tetapi Yoochan tidak menggubrisnya dan berjalan keluar bersama Yoochun.
“Tskkk... Kurasa aku harus mengurung Hwichan agar dia tidak menghancurkan rumah,”gumam Sehyun lalu berjalan masuk ke kamar Hwichan.

“Hyung, es krim,”ucap Hwichan tepat pada saat anak itu membuka matanya.
“Ya! Kau ini! Baru bangun tidur langsung minta es krim. Di otakmu tidak ada hal lain kah?,”ucap Sehyun heran.
“Hyung...,”rengek Hwichan.
“Aishh! Baiklah. Baiklah. Tapi kau harus mandi dulu, Hwichan-a,”ucap Sehyun akhirnya. Sehyun berdiri dan Hwichan langsung turun dari tempat tidurnya, tetapi beberapa detik kemudian anak itu mengulurkan tangannya.
“Tskk.. Kau ini sudah 5 tahun, tapi tetap saja manja,”ucap Sehyun seraya menggendong Hwichan dan membawanya ke kamar mandi. Sehyun menurunkan Hwichan dan menyuruh anak itu menunggu di dekat pintu. Dia sendiri kini mengisi bak mandi dan mencampurkan air panas dan dingin. Saat dirasanya air sudah cukup hangat, dia lalu menghampiri Hwichan dan melepas pakaian anak itu. Sehyun langsung memasukkan Hwichan ke dalam bak dan membasuh tubuh anak itu. Hwichan sendiri kini tengah menyibukkan dirinya dengan tembak-tembakkan yang terus dia arahkan ke wajah Sehyun.
“Ya! Berhentilah menembakku. Badanku sudah basah!,”protes Sehyun seraya menyabuni Hwichan. Hwichan hanya tertawa dan tetap menembakkan pistol air itu ke wajah Sehyun. Sehyun pun akhirnya merampas mainan itu dan dengan segera membersihkan tubuh Hwichan lalu membopongnya ke luar.
“Kau tunggulah dengan tenang disini, aku mau mandi,”ucap Sehyun mendudukkan Hwichan di kasurnya dan kemudian mengunci pintu kamar lalu masuk ke kamar mandi. Hwichan memandang sekeliling kamar dan anak itu langsung tersenyum senang saat melihat ponsel Sehyun tergeletak di atas meja. Hwichan turun dari kasur dan mengambil ponsel itu. Dia lalu memencet-mencet tombol dengan asal sambil tertawa-tawa.

============================

“Dooorrrrrrr!!!!!!!!!!!,”teriak Seunghyun mengagetkan Yewon.
“Oppa!! Kau menyebalkan!,”ucap Yewon kesal tetapi Seunghyun hanya tertawa dan menarik kursi di depannya.
“Tskk... Jika lain kali kau melakukan itu lagi, aku akan langsung melemparmu dengan sepatuku!,”ancam Yewon.
“Hahaha... Aku hanya bercanda, jagya. Tapi baiklah,”ucap Seunghyun setuju.
“Mmmm... Apa kau mau nonton?,”tanya Seunghyun.
“Memang ada film yang bagus?,”Yewon balik bertanya.
“Tidak tau. Ayo kita lihat!,”ucap Seunghyun seraya berdiri dan megulurkan tangannya. Yewon pun menerima uluran tangan dari Seunghyun dan mereka berjalan menyusuri mall itu dengan bergandengan tangan.
“Oppa! Itu cocok sekali untukmu!,”ucap Yewon menunjuk tempat aksesoris.
“Apa?,”tanya Seunghyun bingung.
“Bando iblis itu,”jawab Yewon.
“Ya! Kau benar-benar menyebalkan,”ucap Seunghyun.
“Hahhaa.. Kita harus membeli itu untukmu,”ucap Yewon menarik tangan Seunghyun menuju toko itu. Yewon kemudian mengambil bando iblis itu dan memakaikannya di kepala Seunghyun. Seunghyun langsung menunjukkan beberapa pose dan ekspresi yang langsung membuat Yewon tertawa.
“Aigoo~~ Kekasihku cantik sekali,”puji Yewon dan Seunghyun langsung cemberut dan mengembalikan bando itu di tempat semula dan pergi melihat-lihat yang lain. Yewon mengambil kembali bando yang Seunghyun taruh dan membawanya.
“Ya! Kurasa bando yang itu cocok untukmu,”ucap Seunghyun menunjuk bando berbentuk telinga panda.
“Ya! Apa maksudmu?,”tanya Yewon kesal.
“Matamu sangat mirip dengan panda, jagi,”jawab Seunghyun asal dan langsung mendapatkan pukulan dari Yewon.
“Lupakan bando itu! Kau ambil bando ini,”ucap Yewon kembali menyodorkan bando iblis pada Seunghyun.
“Dan aku ini,”ucap Yewon seraya memakai bando malaikat dan menatap bayangannya di cermin.
“Ya! Itu tidak cocok untukmu! Kau seharusnya memakai bando iblis juga,”ucap Seunghyun seraya memasang bando iblis di kepalanya dan menatap pantulannya di cermin.
“Tskk... Kalau seperti ini bukan seperti pasangan,jagi,”ucap Seunghyun menatap pantulan wajah mereka di cermin.
“Kau ambil yang iblis juga!,”ucap Seunghyun. Yewon dengan kesal melepas bando malaikatnya dan mengambil bando iblis lalu memakainya.
“Nah, ini baru cocok,”ucap Seunghyun.
“Evil couple,”ucap Seunghyun.
“Oh? Keren,oppa. Baiklah, nama kita adalah Evil Couple. Hahahhaa,”ucap Yewon setuju.
“Ayo kita bayar!,”ucap Seunghyun menarik tangan Yewon menuju kasir.
“Seharusnya kita memakai kostum iblis juga, oppa,”ucap Yewon saat berjalan dari toko.
“Kau benar,”ucap Seunghyun setuju.
“Aku mau piyama couple. Adakah yang berbentuk iblis? Aku belum pernah melihatnya,”ucap Yewon.
“Aku juga belum pernah melihatnya. Kurasa memang tidak ada. Biasanya kan piyama-piyama seperti itu berbentuk hewan,”ucap Seunghyun.
“Ya sudah, lupakan saja untuk hal yang satu itu,”ucap Yewon akhirnya.

========================

Sehyun menuntun Hwichan menyusuri jalanan dan dengan sabar membiarkan Hwichan yang kini tengah digandengnya dan berjalan sambil melompat-lompat.
“Hwichan-a, berhentilah melompat-lompat. Kalau kau terus seperti itu, bisa-bisa kita sampai rumah tengah malam,”ucap Sehyun. Hwichan pun langsung berhenti dan berjalan dengan biasa.
“Hyung, es krim,”ucap Hwichan.
“Ya, aku sudah tau. Kau sudah beribu-ribu kali mengucapkannya. Kita harus membeli makanan dulu baru nanti membeli es krim. Kau mau apa, Hwichan-a?,”tanya Sehyun.
“Kimbab,”jawab Hwichan.
“Bulgogi saja,”ucap Sehyun lalu berjalan menuju restoran terdekat.
“Hyung, aku mau kimbab!!,”rengek Hwichan.
“Aish~~ baiklah, baiklah,”ucap Sehyun kesal.
“Aku pesan kimbab juga satu porsi,”ucap Sehyun pada penjual kimbab. Dia kemudian membayar dan menggendong Hwichan lalu keluar dari restoran itu.
“Es krim, hyung,”ucap Hwichan lagi.
“Bisa tidak kau berhenti mengucapkan kalimat itu?,”ucap Sehyun kesal.
“Es krim, hyung,”Hwichan dengan sengaja mengulang kalimatnya dan tersenyum saat Sehyun mendelik sebal padanya.
“Baiklah. Ayo kita beli es krim! Ingat! Kau hanya boleh mengambil dua,”ucap Sehyun akhirnya. Dia benar-benar hanya bisa pasrah jika Hwichan sudah meminta es krim. Dia tidak mau mengambil resiko jika tidak menuruti permintaan anak itu.

“Es krim, hyung!!!,”rengek Hwichan saat Sehyun mengeluarkan es krim dari plastik dan memasukkannya ke dalam kulkas.
“Nanti. Kau harus makan dulu,”ucap Sehyun tegas lalu membuka bungkusan kimbab dan memberikan Hwichan garpu.
“Tskk... sebaiknya kau makan dengan tangan saja. Ayo cuci tangan dulu!,”ucap Sehyun. Hwichan lalu turun dari kursi dan mengikuti Sehyun yang berjalan ke westafel. Sehyun kemudian mengangkat tubuh Hwichan dan membantu Hwichan mencuci tangannya. Mereka kemudian kembali ke meja makan dan menikmati makan malamnya.
“Hwichan-a, apa kau mau punya adik?,”tanya Sehyun.
“Tidak mau,”jawab Hwichan langsung dan tetap menikmati kimbab kesukaannya.
“Tskk...Malang sekali nasib Yoochun hyung, kalau begitu,”gumam Sehyun.
“Hyung, es krim,”ucap Hwichan. Sehyun menatap piring Hwichan dan melihat masih setengah porsi yang tersisa, tapi dia bisa memaklumi, karena tentunya kapasitas perut anak-anak dan orang dewas berbeda. Sehyun kemudian berjalan menuju kulkas dan mengambil sekotak es krim chocochip. Hwichan langsung tersenyum senang saat es krim itu sudah terhidang di hadapannya.
“Jangan kau habiskan semua! Nanti Chan noona bisa memarahiku,”pesan Sehyun. Hwichan tampaknya tidak peduli dan anak itu tetap menikmati es krimnya.
“Tskk.. Kau ini seperti memiliki dunia sendiri jika sudah bersama es krim,”decak Sehyun heran.

===========================

“Wonbin-a, aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu,”ucap Jonghoon pada Wonbin yang malam ini tiba-tiba saja datang ke rumahnya dan menceritakan rencanya.
“Kenapa? Apakah aku salah?,”tanya Wonbin.
“Tskkk... Jelas-jelas kau tau bahwa Yewon sudah punya kekasih, tetapi kau malah meminta permintaan seperti itu. Bagaimana jika nanti ada orang lain yang melihat dan salah paham, huh? Dan bagaimana jika Seunghyun yang melihatnya? Apakah kau mau hubungan mereka hancur?,”ucap Jonghoon tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.
“Aku memang berharap hubungan mereka berakhir, tapi tentu saja aku akan menggunakan cara yang baik. Dan lagi pula, jika besok Seunghyun melihatnya pun, kurasa dia tidak akan cemburu. Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa kami saling mengenal?,”jelas Wonbin.
“Ya, aku tau. Hanya saja... Jangan mencoba-coba begitu, Wonbin-a. Dengar, pada akhirnya kaulah yang akan menjadi pihak paling tersakiti. Resikomu sangat besar jika kau tetap bertahan untuk mencintai Yewon dan bahkan berusaha untuk memilikinya. Apakah kau tidak sadar bahwa peluangmu itu sangat kecil,huh?,”ucap Jonghoon.
“Aku tau. Tentu saja aku tau, hanya aja... Aku masih tetap berharap, Jonghoon-a. Setelah sekian lama memendam perasaan, rasanya lega sekali saat akhirnya aku bisa mengungkapkannya. Tapi aku yakin kau pasti mengerti, jika kita mencintai seseorang, bukankah kita ingin mendapatkannya? Dan aku akan berjuang untuk itu, Jonghoon-a,”jelas Wonbin. Jonghoon terdiam, mencoba mencerna perkataan Wonbin.
“Aku tau. Baiklah, aku akan terus mendukungmu, Wonbin-a. Tapi saranku tetap sama, mundurlah dengan teratur sebelum terlambat,”ucap Jonghoon.
“Hahaha... Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, tapi tekadku benar-benar sudah bulat dan aku tidak akan mundur,”ucap Wonbin.
“Terserah kau sajalah,”ucap Jonghoon akhirnya. Dia rasa dia sudah tidak bisa ikut campur. Jika Wonbin sudah bertekad begitu, sudah tidak akan mungkin bisa digoyahkan, jadi yang terbaik adalah... terus mensuport Wonbin. Ya, walaupun dia sendiri tidak merasa yakin bahwa sahabatnya itu akan bisa mendapatkan Yewon, merebut gadis itu dari tangan Seunghyun.

=======================TBC=====================



DON'T DARE TO PLAGIAT THIS FANFIC!!!


Please leave your comment if u appreciate me! ^^
credit: Yewonnie
Primadonnas' Island blog

 
 

Followers

My Update