Thursday, June 23, 2011

[FF/S/PG-15/2] I DON'T KNOW WHY



TITLE: I DON'T KNOW WHY
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: PG-15/Straight
CASTS:
- Han Ye Won
- Kim Soo Yoon (Drummer of Royal Pirates)
- Kim Myoung Jae (Korean ulzzang boy)


Yewon berdiri di balkon kamarnya, menunggu Myoungjae. Ya, sejak pertemuan 2 bulan lalu, mereka menjadi rutin bertemu. Pria itu mengatakan padanya untuk menunggunya. “Noona,jam 4 aku pulang sekolah. Kau tunggulah aku, ok?” Dan seperti yang dijanjikan, Yewon pun menunggu Myoungjae. Ntah kenapa dia merasa nyaman berada di dekat Myoungjae, mungkin karena pria itu yang tidak terlalu banyak bertanya, walau tidak dipungkiri Myoungjae adalah pria yang banyak bicara. Saat mereka menghabiskan waktu bersama, pria itu terus saja bicara, walaupun dirinya tidak ditanggapi atau lebih tepatnya Yewon tidak berkomentar mengenai semua cerita pria itu. Tetapi, Myoungjae dengan sukses membuatnya tertawa dengan semua ceritanya. Ternyata pria itu begitu banyak memiliki cerita konyol. Dan Yewon yakin, kehidupan sekolah pria itu pasti sangat menyenangkan. Dia hanya bisa tersenyum saat Myoungjae menceritakan bahwa dia pernah secara tidak sengaja melempar sapu hingga mengenai jendela kelas saat dia piket dan karena bosan, dia bermain dengan sapu itu dan akhirnya sapu itu melayang. Myoungjae menceritakan hal itu sambil mempraktekannya membuat Yewon tertawa terbahak-bahak melihatnya.

“Noona!!!!,”Yewon langsung menundukkan kepalanya dan melihat ke luar pagar rumahnya, dilihatnya Myoungjae melambaikan tangannya dengan semangat, pria itu masih mengenakan seragamnya. Yewon pun tersenyum dan masuk ke kamarnya lalu tak berapa lama kemudian dia keluar rumah dan membukakan pagar untuk Myoungjae.
“Noona, apakah kau sudah lama menungguku?,”tanya Myoungjae yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Yewon.
“Tadi aku mendapat hukuman, noona. Kau tau--,”cerita Myoungjae sambil menggenggam tangan Yewon dan menariknya lembut, mengajak gadis itu berjalan-jalan di sore hari.
“—tadi aku melakukan kesalahan lagi, aku menumpahkan air bekas mengepel ke tubuh kepala sekolahku,”lanjut Myoungjae lalu menatap Yewon yang tengah membelalakkan matanya.
“Aku tidak sengaja, noona. Aku sebenarnya berniat membuang air itu begitu saja, tapi karena melihat halaman yang gersang, jadi aku langsung saja menumpahkan air itu dari jendela kelasku dan ternyata kepala sekolahku lewat,”ucap Myoungjae sambil mempraktekan ceritanya.
“Ahhh... Seharusnya aku merekam ekspresi pria itu saat memarahiku tadi, kau pasti akan tertawa, noona,”sesal Myoungjae. Yewon hanya tersenyum dan mengusap kepala Myoungjae. Myoungjae langsung terdiam seketika menerima sentuhan itu.
“Noona, kau membuat jantungku berdegup kencang,”ucap Myoungjae memegang dadanya. Yewon bukannya menghentikan aksinya, malah sekarang mengacak-acak rambut pria itu.
“Ahh... Noona, andwae!! Cukup! Rambutku jadi berantakan,”ucap Myoungjae berusaha menghindar, tetapi Yewon tetap menjangkau pria yang kini mengelak dengan menundukkan badannya.
“Noona, cukup,”mohon Myoungjae dengan tampang memelas. Yewon pun hanya tersenyum dan menghentikan aksinya. Dia mengulurkan tangannya pada Myoungjae, membantu pria itu untuk berdiri. Saat pria itu berdiri, Yewon menyisir rambut Myoungjae yang berantakan dengan jari-jarinya. Myoungjae hanya terpaku dan menatap wajah Yewon yang sekarang berada sangat dengan dengan wajahnya.
“Noona, boleh aku menciummu?,”tanya Myoungjae. Yewon langsung berhenti menyisir rambut pria itu dan menatapnya bingung. Myoungjae meraih tangan Yewon yang masih berada di rambutnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. Yewon hanya bisa diam terpaku merasakan bibir lembut dan hangat Myoungjae di bibirnya.
“Maaf, aku terbawa suasana,”ucap Myoungjae setelah menjauhkan wajahnya. Yewon buru-buru melepaskan pegangan tangan Myoungjae di tangannya dan tersenyum. Yewon kembali merapikan rambut Myoungjae, bertingkah seolah tidak pernah ada hal spektakuler yang baru saja terjadi.

“Noona, aku sedang memikirkan bagaimana membuatmu bicara,”ucap Myoungjae berpikir keras. Yewon menatap pria yang kini duduk di sampingnya. Ingin sekali dia mengeluarkan suaranya dan berbicara pada pria itu. Yewon membuka mulutnya, tetapi ntah kenapa rasanya susah sekali untuk mengeluarkan suaranya. Myoungjae masih berpikir keras, mencari metode paling tepat untuk membuat Yewon mau bicara.
“Noona, apakah terapi ciuman yang aku berikan tadi berhasil? Cobalah bicara, noona!,”pinta Myoungjae menatap Yewon dengan tatapan memohon. Yewon terdiam.
“Sudahlah, kalau kau masih belum mau bicara. Sekarang dengarkan aku bercerita saja, ok?,”ucap Myoungjae.
“Kau mau cerita apa, noona?,”tanya Myoungjae. Yewon hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.
“Ahh... padahal aku memancingmu untuk bicara,”ucap Myoungjae menggembungkan pipinya.
“Baiklah, aku akan menceritakan kehidupanku saja,”ucap Myoungjae akhirnya.
“Noona, apakah kau tau kalau aku adalah seorang ulzzang?,”tanya Myoungjae. Yewon hanya menatapnya dan menggeleng.
“Aku ini ulzzang, noona. Sebenarnya aku tidak ingin, tapi teman-teman wanitaku yang seenaknya mempromosikan aku di internet. Kau bayangkan saja, kamera mereka selalu mengintaiku seperti paparazzi. Karena aku kesal diintai seperti itu, akhirnya aku posting saja semua foto-foto selcaku supaya mereka puas memangdang wajahku. Apakah aku tampan?,”Myoungjae menolehkan kepalanya menatap Yewon. Yewon memiringkan kepalanya menatap wajah Myoungjae, seolah mengamati dan hendak memberikan penilaian mengenai wajahnya.
“Noona, jangan pandangi aku seperti itu! Kau membuatku gugup,”ucap Myoungjae seraya memalingkan wajahnya. Yewon hanya tersenyum melihat sikap Myoungjae. Pria di sampingnya ini benar-benar polos.
“Kau tampan,”Myoungjae langsung tertegun mendengar suara itu. Dengan perlahan dia memutar kepalanya dan menatap Yewon yang kini tersenyum.
“Kau tampan, Myoungjae a,”ulang Yewon. Myoungjae tetap terdiam. Matanya membulat shock.
“A-apa...,”tiba-tiba saja pria itu kehabisan kata-kata. Ternyata dia tidak salah mendengar. Ternyata suara itu memang suara Yewon. Suara yang begitu indah di telinganya.
“Kau... benar-benar bicara, noona?,”tanya Myoungjae tidak percaya. Yewon hanya mengangguk. Myoungjae menggenggam tangannya dan menatap penuh harap,”Apa kau akan terus bicara?,”tanya Myoungjae. Yewon hanya membalasnya dengan senyuman.
“Teruslah bicara, noona. Aku suka mendengar suaramu,”pinta Myoungjae. Yewon hanya tertawa dibuatnya.
“Sudah malam, ayo kita pulang!,”ajak Yewon lalu bangkit dari duduknya. Myoungjae berjalan mengikuti Yewon dan menjajari langkah gadis itu.
“Noona, teruslah bicara!!,”pinta Myoungjae sambil bergelayut manja di lengan gadis itu.
“Baiklah, aku akan berbicara,”ucap Yewon.
“Ahhh... ternyata terapi ciuman dariku berhasil,”ucap Myoungjae sambil merangkul Yewon. Yewon sedikit tertegun dengan perlakuan ini, walaupun Myoungjae memang sudah sering merangkulnya seperti ini.
“Lepaskan tanganmu,”ucap Yewon. Myoungjae menundukkan wajahnya menatap Yewon.
“Kenapa? Bukankah aku sudah sering seperti ini? dan kau tidak pernah protes,”ucap Myoungjae.
“Atau jangan-jangan sebenarnya kau dari dulu keberatan? Baiklah,”Myoungjae langsung melepaskan rangkulannya di bahu Yewon, tetapi tangannya beralih menggenggam tangan Yewon.
“Kalau begini bolehkan?,”tanya Myoungjae dengan senyum manisnya.
====
Sooyoon menatap cemas ke arah Yewon dan Myoungjae yang berjalan ke arahnya. Dia khawatir karena sudah jam 9 Yewon belum pulang. Dan amarahnya tiba-tiba muncul saat melihat Yewon bersama pria itu lagi.
“Kenapa baru pulang?,”tanya Sooyoon ketus saat kedua orang itu baru saja menghentikan langkahnya.
“Maaf, hyung. Kami sampai lupa waktu. Oiya, hyung. Seperti janjiku tempo hari. Aku telah berhasil membuat Yewon noona bicara,”ucap Myoungjae bangga. Sooyoon langsung mengalihkan pandangannya pada Yewon.
“Benarkah?,”tanyanya tidak percaya.
“Benar, oppa,”jawab Yewon. Sooyoon langsung terdiam. Akhirnya dia bisa mendengar suara itu lagi. Suara yang sangat dirindukannya. Sooyoon langsung mendekap Yewon, memeluk gadis itu dengan erat.
“Akhirnya Yewon-ku yang dulu kembali,”ucap Sooyoon. Myoungjae langsung tertegun mendengarnya. Apa maksudnya itu? apakah maksudnya adalah mereka berdua sepasang kekasih? Bukankah pria itu hanya sahabat Yewon noona? Pertanyaan-pertanyaan terus berkelebat di benak Myoungjae.
“Aku pamit dulu,”ucap Myoungjae langsung beranjak pergi. Yewon meregangkan pelukan Sooyoon dan menatap punggung Myoungjae yang menjauh, rasa bersalah menyeruak di hatinya.
“Ayo masuk! Udara dingin sekali,”ucap Sooyoon menggamit tangan Yewon.

“Oppa, aku menyukai pria itu,”ucap Yewon saat Sooyoon hendak menutup pintu kamarnya. Sooyoon terdiam beberapa saat,”Aku tau,”ucap Sooyoon kemudian lalu menutup pintu kamar Yewon. Yewon terdiam. Rasanya dia adalah gadis paling kejam karena telah berkali-kali menyakiti hati Sooyoon. Dia tau tentang perasaan pria itu padanya, tentu saja dia tau. Tapi ntah mengapa, hatinya memang tidak pernah memiliki perasaan pada pria itu selain sebagai seorang sahabat. Sooyoon yang selalu menemaninya selama ini adalah sosok pria yang baik dan itu tidak dipungkirinya. Kasih sayang yang pria itu berikan selama ini sangatlah berlimpah, tetapi ntah mengapa hal itu justru membuatnya menyayangi Sooyoon hanya sebagai seorang kakak. Sooyoon yang selalu membuatnya merasa terlindungi. Membuatnya merasa bahwa hidupnya tidak akan hancur walau tanpa Shiwon yang dulu meninggalkannya. Dia masih ingat dengan jelas peristiwa 2 tahun lalu. Saat kedua orang tuanya menyerahkan tanggung jawab atas dirinya pada Sooyoon. Kedua orang tuanya memang sangat mengenal Sooyoon. Sosok pria yang baik dan bertanggung jawab juga mandiri. Kedekatan dirinya dengan Sooyoon sudah terjalin sejak 8 tahun lalu, saat mereka masih tinggal di California. Saat itu, dirinya yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di tempat itu tentunya merasa asing dengan semua. Dia hanya bisa menyendiri. Tetapi Sooyoon, pria itu datang menghampirinya dan mengajaknya bicara. Dia masih ingat saat pria itu duduk di hadapannya dengan makan siang di depannya. “Jadilah temanku. Jangan selalu menyendiri,”ucap Sooyoon sambil tersenyum. Dan tepat 2 tahun lalu, mereka berdua memutuskan untuk ke Seoul. Sooyoon mengatakan bahwa dirinya ingin tinggal di negri ini. karena selama ini dia tidak pernah menginjakkan kakinya disini. Dan disinilah mereka tinggal sejak 2 tahun lalu. Sooyoon sangat memanjakanya, tentu saja. Pria itu bahkan tidak mengijinkannya untuk bekerja. “Karena kedua orang tuamu mempercayakanmu padaku. jadi aku bertanggung jawab penuh atasmu. Kau harus menuruti semua perkataanku. Mengerti?,”ucap Sooyoon tegas. Dan itulah jawaban yang diberikan pria itu. semua itu kini membuat Yewon kembali berpikir. Ntah kenapa dia seperti tidak peduli pada perasaan Sooyoon yang pasti sakit hati jika mendengar dia mengatakan bahwa dia mencintai pria lain. Sebenarnya, dirinya melakukan itu agar Sooyoon tidak berharap banyak padanya. Dia tidak yakin bisa membalas cinta pria itu, sebagaimana yang Sooyoon berikan untuknya. Apakah dia mencintai Sooyoon? Ya, itulah jawaban sebenarnya. Dia sangat tau pasti. Hanya saja, dia selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa perasaan itu hanyalah perasaan cinta pada seorang sahabat, pada seorang kakak.
“Aku takut mencintaimu, Sooyoon-a,”ucap Yewon pelan.
=====
Sooyoon duduk di meja kerjanya dengan tatapan termenung. Pria itu memikirkan kalimat yang baru saja diucapkan Yewon dan juga memikirkan pria yang telah berhasil membuat Yewon mau berbicara. Dirinya sangat iri pada Myoungjae, pria itu dengan mudahnya membuat Yewon berbicara. Ya, walaupun waktu 2 bulan yang dilalui Myoungjae bukan waktu yang singkat, setidaknya pria itu telah berhasil membuat Yewon mau bicara lagi. Padahal selama 6 bulan terakhir, dirinya terus berusaha membuat Yewon berbicara tetapi hasilnya nihil. Jika bukan demi Yewon, mungkin sejak 2 bulan lalu dia akan langsung mengusir Myoungjae agar pria itu tidak mendekati Yewon. Tetapi janji dan tekad kuat yang Myoungjae katakan dulu, membuatnya berpikir ulang dan akhirnya membiarkan Myoungjae berusaha membantu Yewon. Dia tidak pernah berpikir bahwa semua itu malah akan membuat Yewon semakin jauh dari genggamannya. Dia tidak pernah berpikir bahwa Myoungjae akan berhasil. Dan yang terpenting, dia tidak pernah berpikir bahwa Yewon akan jatuh cinta pada pria itu. tetapi sekarang semua itu sudah terlambat. Dirinya sudah tidak mungkin bisa mencegah kedekatan hubungan kedua orang itu. sebenarnya bisa saja dia mengancam Myoungjae untuk tidak mendekati Yewon lagi, tapi dia tau justru dengan itu dia akan menyakiti Yewon. Dia tidak ingin Yewon bersedih lagi. Dan faktanya, sejak Yewon bertemu Myoungjae, gadis itu menjadi lebih ceria. Sinar kesedihan yang terpancar di mata gadis itu kian meredup dan sinar kebahagiaan kembali muncul di mata itu. dan untuk semua itu, untuk kedua kalinya dirinya harus merelakan Yewon bersama pria lain. Dan ntah mengapa dia yakin bahwa Myoungjae akan selalu membahagiakan Yewon, tidak seperti Shiwon, pria yang membuat gadis yang dicintainya bersedih selama ini.

Myoungjae terduduk di samping jendela kamarnya, pikirannya melayang pada semua kejadian hari ini. masih terasa bibir lembut Yewon di bibirnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia bisa melakukan itu, bahwa dia benar-benar terhanyut dalam pesona gadis itu. saat itu, dia berpikir Yewon akan pergi darinya karena telah berbuat tidak sopan pada gadis itu, tapi ternyata tidak. Apakah Yewon menyukainya? Bolehkan dia berpikir seperti itu? Myoungjae menghela napas berat. Dia sadar, tidak seharusnya dia memiliki perasaan khusus pada Yewon. Pada awalnya dia memang hanya berniat untuk membantu gadis itu, tapi semua kejadian yang telah berlalu ternyata sedikit demi sedikit membuat timbul perasaan ingin memiliki gadis itu. Sampai saat ini, dia tidak tau apa status Yewon dengan Sooyoon. Jika yang dipikirannya benar—dua orang itu adalah sepasang kekasih, tentunya dia harus menahan perasaan cintanya pada Yewon. Tentu saja dia tidak boleh menyatakan cintanya pada gadis itu. Myoungjae menatap langit, menyadari bahwa janjinya sudah dia tepati, Yewon sudah mau berbicara. Dan... apakah itu berarti dia harus meninggalkan gadis itu? menjauh dari gadis itu dan tidak menemuinya. Dan, sepertinya itu memang keputusan terbaik. Cara terbaik yang bisa membuatnya menghilangkan rasa cintanya pada Yewon. Mungkin perasaan ini hanya cinta sesaat yang timbul karena kedekatan mereka selama 2 bulan terakhir. Dia yakin dirinya bisa melupakan gadis itu dan menghilangkan perasaan cintanya jika dia tidak lagi bertemu dengan Yewon.
“Yewon noona, selamat tinggal. Hiduplah dengan bahagia,”ucap Myoungjae.
***TBC***

Please give reaction and leave comment

Read chapter 3

CREDIT to Yewonnie @Primadonnas' Island blog

 
 

Followers

My Update