Wonbin masuk ke ruang kerja Jonghoon dan mengernyitkan keningnya saat dilihatnya bosnya itu tengah duduk di sofa, memandang langit. Tidak biasanya Jonghoon seperti itu. Wonbin pun akhirnya memutuskan untuk duduk di depan Jonghoon dan akhirnya Jonghoon sadar bahwa ada orang lain disana.
“Ada apa?,”tanya Jonghoon.
“Aku hanya ingin menyerahkan hasil pekerjaanku,”jawab Wonbin seraya meletakkan sebuah map di atas meja. Jonghoon hanya diam saja dan kembali menatap keluar.
“Kau kenapa? Apa ada masalah?,”tanya Wonbin. Jonghoon menghembuskan napasnya keras, seolah berusaha mengeluarkan beban yang sudah lama dipikulnya.
“Aku bertengkar dengan Yunmi,”jawab Jonghoon. Wonbin diam saja, mendengarkan apa yang selanjutnya akan Jonghoon katakan.
“Sudah tiga hari Yunmi tidak mau menemuiku sejak ‘kecelakaan’ itu,”lanjut Jonghoon.
“Kecelakaan apa?,”tanya Wonbin tidak mengerti. Jonghoon menatap Wonbin, berpikir apakah dia harus mengatakannya atau tidak.
“Aku tidur dengan Yunmi,”jawab Jonghoon akhirnya.
“Ohh… lalu?,”respon Wonbin santai.
“Ya! Kenapa kau bisa sesantai itu?,”tanya Jonghoon tidak habis pikir.
“Memang aku harus bagaimana? Kau kan tidur dengan pacarmu sendiri, jadi itu wajar. Lain ceritanya jika kau mengatakan kau tidur dengan gadis lain,”jawab Wonbin.
“Benarkah?,”tanya Jonghoon sangsi.
“Memang apa yang kau pikirkan?,”tanya Wonbin mulai curiga.
“Aku saat itu menyesal karena sudah mengambil apa yang berharga dari Yunmi dan dia langsung salah paham saat aku mengatakan hal itu,”ucap Jonghoon.
“Jadi kau merebutnya secara paksa?,”tanya Wonbin lagi.
“Tidak. Tentu saja tidak. Aku bukanlah pria yang seperti itu. Enak saja,”jawab Jonghoon tersinggung.
“Lalu kenapa kau menyesal? Bukankah seharusnya Yunmi yang menyesal?,”tanya Wonbin.
“Dia sama sekali tidak menyesal. Dan dia yang menyerahkannya. Tapi walaupun begitu, tetap saja aku menyesal karena telah mengambil, atau bisa kita katakan menerimanya. Yang jelas aku bahkan tidak yakin bahwa aku pantas menerima itu,”jawab Jonghoon dan wajah pria itu kembali keruh walaupun sama sekali tidak mengurangi ketampanannya.
“Kurasa tidak ada yang perlu disesalkan. Lagi pula saat itu kalian sama-sama menginginkannya kan? Jadi kurasa tidak masalah,”ucap Wonbin.
“Jadi tidak masalah? Kau yakin?,”tanya Jonghoon sangsi.
“Akan menjadi masalah jika nanti Yunmi hamil,”jawab Wonbin.
“Tskkk… Yang benar saja!,”ucap Jonghoon.
“Aku yakin kau pasti lupa, ya kan? Aigoo~~ Jonghoon-a, sudahlah hal itu pikirkan nanti. Kurasa yang pertama harus kau lakukan adalah menyelesaikan kesalahpahaman itu,”ucap Wonbin seraya berdiri dan keluar, meninggalkan Jonghoon yang masih ragu-ragu dengan apa yang harus dia lakukan.
==================================
Yewon menatap Yunmi yang kini tengah memainkan game di kamarnya. Yewon benar-benar kesal melihat tingkah Yunmi beberapa hari belakangan ini. Dia tentu tau sebabnya dan dia merasa Yunmi benar-benar bodoh telah salah paham pada Jonghoon. Tskkk… Mana ada pria yang sebaik Jonghoon di dunia ini? Wonbin dan Seunghyun tentulah tidak termasuk. Melihat wajah kakak dan kekasihnya itu tentu saja bisa dilihat bahwa mereka bukan tipikal pria yang akan melakukan atau mengatakan hal-hal seperti itu. Kedua orang itu bisa dikatakan terlalu acuh. Tidak seperti Jonghoon. Yewon bahkan kagum pada Jonghoon saat Yunmi mengatakan bahwa Jonghoon tidak berani menyentuhnya, tidak mau merusak kesucian Yunmi, berbeda sekali dengan Seunghyun. Seunghyun seperti tidak pernah berpikir apakah Yewon nyaman dengan semua sentuhannya, walaupun dia memang merasa nyaman. Tapi ntahlah… Jika dibandingkan, Jonghoon dan Seunghyun sangat berbeda, walaupun mereka memang sering melakukan hal-hal yang diluar batas normal manusia.
“Yunmi-a, kurasa kau benar-benar sudah salah paham dengan ucapan Jonghoon oppa. Tidakkah kau bisa berpikiran lebih luas saat mendengar ucapan itu?,”ucap Yewon kesal. Yunmi hanya acuh saja, bertingkah seolah tidak ada orang yang sedang mengajaknya berbicara. Yewon akhirnya mencibir Yunmi dan memutuskan untuk sibuk dengan laptopnya sendiri. Sudah lama sekali dia tidak browsing internet.
Ting… Nong…
Yewon langsung menolehkan kepalanya saat mendengar bunyi bel.
“Ada yang datang, Yunmi-a,”ucap Yewon.
“Biar Yuri ahjumma saja yang membukanya,”ucap Yunmi tetap fokus pada gamenya. Yewon pun hanya mengangkat bahunya dan kemudian mematikan laptopnya saat dia melihat Jonghoon di ambang pintu kamar Yunmi, dan Yunmi sama sekali tidak menyadarinya.
“Kurasa aku harus pergi,”ucap Yewon langsung berdiri.
“Kenapa?,”Yunmi langsung menatapnya dan Yewon hanya berjalan ke arah pintu. Yunmi pun langsung memasang tampang kesalnya saat dia melihat siapa yang ada di ambang pintu kamarnya. Yewon dan Jonghoon saling sapa dan kemudian Yewon berpamitan. Jonghoon langsung masuk kamar Yunmi dan menutup pintunya. Yunmi sendiri bangkit dari karpet dan duduk di kasurnya, berpura-pura membaca komik di tangannya. Jonghoon duduk di sampingnya, menatap Yunmi.
“Kau masih marah?,”tanya Jonghoon tetapi Yunmi diam saja. Jonghoon pun akhirnya mengambil komik di tangan Yunmi dan meletakkannya di sisi tubuhnya.
“Jangan salah paham! Bukan itu yang aku maksud,”ucap Jonghoon.
“Lalu apa maksudmu?,”tanya Yunmi tajam. Jonghoon menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan.
“Aku hanya tidak yakin bahwa aku pantas. Dan aku tau bahwa pikiran itu sangat bodoh. Dan intinya adalah, aku tidak menyesal sudah tidur denganmu,”jelas Jonghoon. Yunmi hanya menatapnya.
“Buktikan!,”ucap Yunmi.
“Ne?,”tanya Jonghoon kaget tetapi Yunmi hanya menatapnya tajam.
“Maksudmu….,”ucap Jonghoon mulai mengerti maksud ucapan Yunmi.
“Disini?,”tanya Jonghoon tidak percaya dan Yunmi mengangguk.
“Tapi di bawah ada Yuri ahjumma,”ucap Jonghoon.
“Lalu?,”ucap Yunmi dengan tatapan tajam.
“Baiklah…,”ucap Jonghoon kemudian berjalan ke arah pintu dan menguncinya. Yunmi menyunggingkan senyumnya di belakang punggung Jonghoon.
=====================SKIP=======================
“Menurutmu, apakah Yuri ahjumma mendengarnya?,”tanya Jonghoon. Akhirnya mereka mengakhiri pergumulan itu dan sama-sama meredakan napas mereka yang memburu.
“Ntahlah, aku tidak peduli,”jawab Yunmi acuh.
“Aigoo~~ Kau ini benar-benar tidak sepolos kelihatannya,”ucap Jonghoon mencubit hidung Yunmi.
“Biarkan saja. Apa kau tidak suka?,”tanya Yunmi menatap Jonghoon.
“Tentu saja aku suka,”jawab Jonghoon.
“Mau lagi?,”tanya Yunmi mengerling nakal.
“Tidak. Nanti saja. Aku masih harus mengumpulkan tenagaku. Kau benar-benar nakal, Yunmi-a,”ucap Jonghoon dan Yunmi hanya tersenyum seraya mengeratkan pelukannya.
=================================
“Aku pikir kau tidak akan datang,”ucap Seunghyun saat membuka pintu dan melihat Yewon. Yewon pun masuk dan duduk di sofa.
“Tadinya begitu. Tapi tadi saat aku di rumah Yunmi, Jonghoon oppa datang, jadi aku pergi. Tapi karena aku pasti akan bosan di rumah, jadi aku kesini saja,”jawab Yewon.
“Jadi rumahku pilihan terakhirmu? Menyedihkan sekali nasibku,”ucap Seunghyun duduk di samping Yewon.
“Hahaha… Aku tidak tau harus kemana, jadi aku kesini saja. Memangnya kau tidak merindukanku?,”tanya Yewon dan Seunghyun langsung memeluknya.
“Tentu saja,”ucap Seunghyun.
“Kau merindukanku atau rindu menyentuhku?,”tanya Yewon pura-pura kesal. Seunghyun langsung melepaskan pelukannya dan menatap Yewon dan seperti biasa, Yewon akan langsung mematung.
“Kurasa aku tau apa penyebabnya kau menjadi patung,”ucap Seunghyun tidak menjawab pertanyaan Yewon.
“Kau terpesona dengan mataku kan?,”tebak Seunghyun dan Yewon dengan sekuat tenaga memalingkan wajahnya yang memerah.
“hahaha… aku tau itu. Aigoo~~ jadi selama ini aku sudah salah paham,”ucap Seunghyun.
“Apakah itu berarti… kau nyaman dengan semua skinship dariku?,”goda Seunghyun yang langsung membuat wajah Yewon semakin merona. Seunghyun tidak peduli dengan semburat merah di kedua pipi Yewon, dia justru ingin semakin menggoda kekasihnya itu karena dia sangat senang melihat wajah Yewon yang merona. Seunghyun pun akhirnya memutuskan untuk menggoda Yewon dengan merebahkan kepalanya di paha gadis itu dan menatapnya. Dia pun memaksa Yewon menatapnya dengan memegang leher gadis itu.
“Sepertinya sekarang aku harus membiasakanmu dengan tatapanku,”ucap Seunghyun.
=============================TBC===========================
Sebenernya ada scene NC.next chapter
tp itu ga baik untuk blog ini cz disini ga ada adult content.
:)
NO COMMENT NO MORE UPDATE
CREDIT:Primadonnas' Island blog Yewonnie
From Primadonnas' Island |
Please leave comment.here is the tutorial:
1. click Post a Comment above the post.
2. choose the identity Name/URL
3. type the name (ex: Yewonnie) n type the url (ex: twitter.com/Yewonnie)
4. publish your comment
it is easy, right?so, please leave ur comment!!^^