Saturday, August 27, 2011

[FF/S/NC-17/8] IF YOU GIVE YOUR HEART

<< Part 1 << Part 2 << Part 3 << Part 4 << Part 5 << Part 6 << Part 7




TITLE: IF YOU GIVE YOUR HEART
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: NC-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun
- Choi Jong Hoon
- Kim Yun Mi
- etc


Yunmi membaca buku yang baru saja dibelinya dan Jonghoon menatapnya. Atau bisa dikatakan memperhatikannya dengan intens sejak tadi.
“Oppa, apa yang ingin kau tanyakan? Kenapa terus-terusan menatapku seperti itu? Menakutkan sekali,”ucap Yunmi kesal seraya menutup bukunya. Jonghoon menggaruk kepalanya perlahan dan meringis.
“Aku tidak yakin apakah aku dalam posisi yang tepat untuk menanyakan hal ini,”jawab Jonghoon. Yunmi menjadi waspada. Ntah kenapa belakangan ini dia menjadi sedikit waspada di hadapan Jonghoon, menepis bahwa mungkin pria itu mempunyai ilmu lain.
“Apa kau akan berperan sebagai Yewon?,”tanya Jonghoon kemudian.
“Eh?! Kenapa aku harus berperan sebagai Yewon? Bukankah dia sudah tinggal di rumah calon suaminya?,”Yunmi balik bertanya.
“Apa? Jadi kau tidak tau?,”tanya Jonghoon kaget. Yunmi hanya menampakkan wajah bingung.
“Kau benar-benar tidak tau, Yunmi-a?,”tanya Jonghoon lagi.
“Memang ada hal apa lagi yang mesti aku ketahui?,”tanya Yunmi, dia benar-benar bingung dengan arah pembicaraan pria tampan di hadapannya ini.
“Apa kau tidak tau bahwa kekasih Yewon adalah adik dari calon suaminya?,”tanya Jonghoon dan Yunmi membelalakkan matanya, dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya saking terkejutnya.
“Tunggu! Jangan katakan bahwa firasat burukku benar!,”ucap Yunmi was-was. Jonghoon menghela napasnya dan menghembuskannya perlahan. Pria itu kemudian mencondongkan tubuhnya dan menatap Yunmi lekat.
“Yang terburuk adalah… Yewon mengatakan pada kekasihnya bahwa yang tinggal disana adalah kau,”jelas Jonghoon dan Yunmi menggelengkan kepalanya.
“Jadi… aku…,”ucap Yunmi terbata. Dia benar-benar shock sehingga sulit sekali untuk berucap. Apakah dia harus bertukar peran—lagi dengan Yewon? Tapi jika iya. Pertukaran peran yang sekarang benar-benar parah! Bagaimana mungkin dia harus berperan sebagai Yewon di hadapan kekasihnya?
“Kau harus menggantikannya. Menggantikannya di hadapan pria itu, Seunghyun,”lanjut Jonghoon dan Yunmi langsung tertunduk lemas. Sial! Kenapa Yewon tidak memberitahunya? Padahal sebelumnya dia sudah bernapas lega karena semua telah kembali normal, tapi ternyata semua benar-benar abnormal. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran saudaranya itu. Apakah karena saking pintarnya sehingga Yewon memiliki ide-ide yang di luar batas kewajaran seorang manusia?
“Kau harus melakukan itu. Dan maaf sekali, Yunmi-a. untuk kali ini aku berpihak pada Yewon,”ucap Jonghoon dan Yunmi merasa sedih mendengarnya. Bukan hanya untuk kali ini, tapi kau memang selalu berpihak pada Yewon. Yunmi ingin sekali mengatakan kalimat itu. Jonghoon berdiri dan berbalik hendak keluar.
“Apa kau benar-benar tidak peduli dengan perasaanku?,”tanya Yunmi dan Jonghoon menahan gerakan tangannya untuk membuka pintu.
“Apa yang kau pedulikan hanyalah Yewon? Tidak pernahkah kau berpikir bahwa aku memiliki pemikiranku sendiri?,”tanya Yunmi berusaha menahan air matanya. Jonghoon mengehela napasnya.
“Maaf! Tapi Yewon adalah segalanya untukku,”jawab Jonghoon lalu keluar. Yunmi hanya bisa menunduk. Air mata mengucur deras dari kedua belah pipinya. Ternyata benar dugaannya, Jonghoon menyukai Yewon. Tidak! Pria itu bahkan mencintai Yewon. Dan Yewon? Sial! Gadis itu terlalu menyebalkan. Yunmi benar-benar kesal karena sepertinya dia adalah boneka Yewon. Semua yang Yewon instruksikan selalu harus dipatuhinya. Dan sekarang apa lagi? Dia harus menggantikan Yewon?
“Aku harus balas dendam! Aku akan membongkar semua kebohongan Yewon pada Seunghyun. Ya, aku harus melakukan itu,”gumam Yunmi dengan mata berkilat.
“Aku akan membunuhmu jika kau berani melakukan itu,”ucap Jonghoon yang ternyata masih berdiri di luar. Yunmi mengangkat kepalanya dan menatap kilat amarah di mata pria tampan di hadapannya. Jonghoon berjalan mendekat dan Yunmi waspada.
“Apa sisi jahatmu muncul, Yunmi-a?,”tanya Jonghoon dan Yunmi terkesiap.
“Kau tau? Hanya iblis lah yang memiliki pemikiran untuk balas dendam. Dan kau tau, jika kau melakukan itu kau benar-benar tidak tau diri. Bukankah Yewon sudah banyak berkorban untukmu? Mungkin kau tidak menyadarinya dan semua terlihat bahwa kaulah yang berkorban untuknya. Tapi tidakkah kau tau bahwa itu semua sebaliknya? Asal kau tau…,”ucap Jonghoon lalu menyandarkan tubuhnya di meja.
“Pada kenyataannya… ahhh.. bukan. Pada awalnya, kau lah yang dijodohkan, tapi… Yewon menggantikanmu. Bukankah begitu? Dan apakah dia memintamu untuk menggantikannya dalam perjodohan itu saat dia mempunyai kekasih? Tidak kan? Kau mau tau kenapa? Karena Yewon menyayangimu. Dia selalu berpikir untuk melindungimu. Mungkin yang ada di pikirannya ‘Aku harus mendapatkan apa yang tidak Yunmi ingInkan dan memberikan apa yang Yunmi inginkan,”lanjut Jonghoon. Yunmi terdiam.
“Dan asal kau tau… Yewon menolakku karena alasan bahwa kau menyukaiku,”ucap Jonghoon tersenyum miris seraya menatap Yunmi. Yunmi tertegun? Apa-apaan ini? Apakah itu benar?
“Dan lagi, memang dari awal sudah seharusnya Seunghyun yang dijodohkan. Denganmu.. tapi secara kebetulan, atau mungkin memang takdir, tokoh dalam perjodohan ini berubah,”ucap Jonghoon. Jonghoon mendekati Yunmi dan memegang bahu gadis itu, mendorongnya perlahan sehingga punggung gadis itu menyentuh sandaran sofa.
“Kuharap kau bisa berpikir jernih. Jika kau tetap nekad melakukan itu, aku pun akan nekad melakukan apa yang aku katakan,”ucap Jonghoon seraya menatap tajam ke dalam mata Yunmi.

==================================

“Oppa,”Yewon melongokkan kepalanya di pintu kamar Wonbin dan dilihatnya pria itu tengah bersiap-siap untuk berangkat kerja. Yewon masuk ke dalam dan menutup pintu dengan perlahan.
“Kau ada jadwal kuliah? Aku antar,”tanya Wonbin.
“Jadwalku dimulai jam 9 nanti. Aku mungkin nanti dijemput Jonghoon oppa,”jawab Yewon. Gadis itu memperhatikan Wonbin yang tengah mengenakan dasinya. Seandainya dia bisa, dia ingin sekali mengikatkan dasi di leher pria itu. Bukankah itu sangat romantis? Tapi dia tidak tau caranya.
“Apa yang kau pikirkan?,”tanya Wonbin seraya memakai jasnya. Yewon yang saat itu menunduk memandang kakinya langsung menatap Wonbin.
“Tidak ada. Ya sudah, aku duluan. Cepatlah turun! Semuanya sudah menunggu di meja makan,”ucap Yewon lalu pergi dari sana. Wonbin menatap punggung Yewon. Ntah kenapa dia merasa bahwa gadis itu sedang memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya gelisah, tapi dia tidak tau apa. Dia tidak akan bertanya padanya, biar Yewon sendiri yang mengatakannya. Rasanya dia harus menunggu waktu lebih lama. Walaupun Yewon sudah mencoba membuka diri padanya, tapi rasanya hati gadis itu masih tertutup rapat.
“Wonbin-a, apa kau benar-benar menyukai gadis itu?,”tanya Wonbin seraya menatap pantulan dirinya di cermin.

“Hyeongsu-nim, apa kau mau aku antar ke kampus?,”tanya Seunghyun seraya memberikan sinyal. Yewon menelan roti yang ada di mulutnya. Bagaimana ini? Dia belum memberitahu Yunmi.
“Tidak usah. Nanti Jonghoon oppa yang mengantarku,”tolak Yewon.
“Kenapa dengannya? Denganku saja, Hyeongsu-nim,”ucap Seunghyun.
“Benar, Yewon-a. lebih baik dengan Seunghyun saja,”ucap Hyunbin setuju. Yewon melirik ke Wonbin.
“Biar aku yang mengantar Yewon,”ucap Wonbin.
“Eh? Apa kau tidak akan ke kantor?,”tanya Hyunbin.
“Apakah appa tidak mau mengijinkan anakmu mengantar calon istrinya?,”tanya Wonbin seraya tersenyum.
“Kau ini. Baiklah, tapi kau harus mengantarnya dengan selamat dan segera ke kantor. Semakin lama kau datang ke kantor, semakin lama pula kau pulang,”pesan Hyunbin.
“Aku mengerti, appa,”ucap Wonbin.
“Yeobo! Kenapa kau begitu? Apa kau tidak kasihan dengan Yewon? Bukankah dia akan sangat bosan menunggu Wonbin di rumah?,”protes Hyegyo.
“Siapa bilang dia harus menunggu di rumah?,”tanya Hyunbin.
“Yewon-a, jika kau rindu pada Wonbin, kau datang saja ke kantor,”ucap Hyunbin dan Yewon mengangguk. Wonbin berdehem.
“Appa.. apa kau menggodaku?,”tanya Wonbin.
“Eh? Memang ada yang salah? Ahh… atau kau tidak bisa berkonsentrasi jika ada Yewon? Apa hatimu berdetak cepat jika dia di dekatmu?,”goda Hyunbin. Wonbin hanya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sikap ayahnya itu. Diapun berusaha menghiraukan godaan Hyunbin tetapi Yewon justru menatapnya lekat-lekat saat ini.
“Kau bersemu, oppa,”ucap Yewon seraya menyentuh pipi kiri Wonbin. Wonbin terkesiap, tangannya yang hendak mengambil kopi langsung berhenti seketika. Tetapi untungnya dia bisa dengan segera mengendalikan diri dan meminum kopinya.
“Hyeongsu-nim, bukankah hyung sangat menggemaskan?,”tanya Seunghyun ikut menggoda Wonbin.
“Ya! Apa kau mau kusiram kopi panas?,”ucap Wonbin kesal. Yewon yang duduk di sebelahnya hanya tertawa pelan.
“Iya, dia memang sangat menggemaskan,”ucap Yewon dan semua yang ada disana menertawakan Wonbin.
“Tskk.. Kalian bersekongkol. Baiklah, aku kalah,”ucap Wonbin pasrah.

“Oppa, ada yang mau aku lakukan,”ucap Yewon saat Wonbin menghentikan mobilnya di kampus Yewon.
“Apa?,”tanya Wonbin seraya menolehkan kepalanya. Pria itu tertegun saat Yewon tiba-tiba mendekat ke lehernya.
“Jangan coba-coba mendekati gadis lain!,”ucap Yewon seraya tersenyum dan keluar. Wonbin masih terpaku. Apa yang baru saja dilakukan gadis itu? Wonbin memegang lehernya karena merasakan sedikit perih. Dia kemudian mengubah posisi kaca mobil dan melihat lehernya.
“Apa ini?,”ucap Wonbin kaget saat melihat lehernya memerah.
“Apa dia menggigitku? Tapi aku tidak merasakan giginya,”gumam Wonbin masih memandangi bercak merah itu. Wonbin membenarkan kerah bajunya dan untung saja bekas merah itu tidak terlihat. Wonbin kemudian melajukan mobilnya. Yewon yang saat itu memperhatikan dari kejauhan hanya bisa memukul-mukul kepalanya.
“Sial! Apa yang sudah kulakukan? Kurasa aku benar-benar sudah tidak waras,”umpat Yewon pada dirinya sendiri.
“Membuat kissmark di leher Wonbin kah?,”tanya Jonghoon dan Yewon langsung terperanjat. Sejak kapan Jonghoon berdiri di sebelahnya?
“Oppa! Sejak kapan kau disini? Apa kau hantu?,”tanya Yewon dan Jonghoon hanya menoleh seraya tersenyum lalu menjitak pelan kepala gadis itu.
“Kau saja yang dari tadi sibuk memandang mobil Wonbin dan memukul-mukul kepalamu,”ucap Jonghoon.
“Benarkah?,”tanya Yewon sangsi.
“Tentu saja. Memang kau pikir aku hantu, huh?,”tanya Jonghoon seraya berjalan menjauh.
“Ya, kurasa begitu,”jawab Yewon dan Jonghoon langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Yewon.
“Aku hanya bercanda!,”ucap Yewon seraya bergelayut di lengan Jonghoon.

===================================

Yunmi menatap Yewon yang tengah menyantap makan siang di hadapannya.
“Yewon-a, tidak adakah yang ingin kau katakan padaku?,”tanya Yunmi. Yewon menatap Yunmi dan berpikir.
“Ah~ benar! Ada yang harus aku katakan!,”ucap Yewon ingat.
“Yunmi-a, kumohon jangan marah padaku!,”ucap Yewon sebelum mengatakan inti permasalahannya. Yunmi mengangguk seraya menatap Yewon.
“Kumohon gantikan aku!,”ucap Yewon dengan telapak tangan mengatup di depan wajahnya. Yunmi menghela napas. Bukan itu yang diinginkannya! Dia ingin Yewon memberitahunya tentang pernyataan cinta Jonghoon.
“Gantikan untuk apa? Bukankah semua sudah kembali seperti semula?,”tanya Yunmi berpura-pura tidak mengerti.
“Sebenarnya… kekasihku adalah adik dari Wonbin oppa,”ucap Yewon.
“Benarkah?,”tanya Yunmi terkejut.
“Ya! Aktingmu buruk sekali, Yunmi-a. aku tau kau sudah mengetahui hal ini,”ucap Yewon seraya menggelengkan kepalanya.
“Eh? Aktingku sejelek itukah?,”tanya Yunmi.
“Ya, hanya di part terkejut,”jawab Yewon.
“Jonghoon oppa memberitahuku semalam,”ucap Yunmi. Yewon meneguk lemon es nya.
“Lalu? Apa kau mau membantuku?,”tanya Yewon.
“Memang aku bisa menolak?,”tanya Yunmi dan Yewon tersenyum polos.
“Baiklah baiklah.. aku akan melakukannya. Tapi jangan salahkan aku jika kami saling jatuh cinta,”canda Yunmi dan Yewon langsung cemberut menatapnya.
“Aku hanya bercanda,”ucap Yunmi.
“Itu sama sekali tidak lucu,”ucap Yewon seraya melanjutkan makannya. Yunmi menatap Yewon. Dia memperhatikan wajah saudara kembarnya itu. Pikiran untuk balas dendam benar-benar sudah menguap setelah mendengar ucapan Jonghoon. Yang dia pikirkan sekarang adalah… Kenapa Jonghoon tidak bisa menyukainya seperti pria itu menyukai Yewon? Bukankah wajah mereka mirip?
“Yewon-a,”panggil Yunmi.
“Hm?,”tanya Yewon.
“Bagaimana cara Jonghoon oppa menyatakan cinta padamu?,”tanya Yunmi dan Yewon langsung tersedak. Gadis itu buru-buru minum dan menatap Yunmi.
“Apa maksudmu?,”tanya Yewon.
“Jangan berbohong, Yewon-a! Jonghoon oppa sudah mengatakannya padaku,”ucap Yunmi.
“Aku menolaknya,”ucap Yewon akhirnya.
“Aku sudah tau. Tapi aku belum tau kapan dia menyatakan cintanya padamu dan bagaimana dan juga mengapa kau menolaknya?,”tanya Yunmi.
“Uhh… Hari dimana Jonghoon oppa memergokiku dengan Seunghyun,”jawab Yewon.
“Apa?,”pekik Yunmi kaget. Yewon menopang dagunya dengan tangannya.
“Yang jelas, dia mengatakan bahwa dia menyukaiku. Aku menolaknya tentu saja karena aku sudah mempunyai kekasih,”jawab Yewon. Yunmi menatapnya. Yewon masih tidak mau mengaku. Yewon benar-benar tipikal gadis yang tidak bisa menunjukkan sikap pedulinya. Saudaranya ini memang bersikap acuh di luar.
“Aku bahagia menjadi saudara kembarmu,”ucap Yunmi seraya tersenyum menatap Yewon.
“Tentu saja. Karena aku sempurna kan?,”ucap Yewon dan Yunmi langsung melempar wajahnya dengan tissue. Jonghoon yang memperhatikan dari kejauhan bisa bernapas lega. Syukurlah Yunmi mengurungkan niat jahatnya. Dan masalah perasaannya pada Yewon, tentu saja dia masih dan akan terus mencintai gadis itu. Tapi mungkin karena terlalu lama dan terlalu sering bersamanya, dia jadi tidak mempedulikan kebahagiaannya sendiri dan hanya mempedulikan kebahagiaan Yewon.
“Suatu saat aku pasti akan pergi meninggalkanmu, Yewon-a. jika aku sudah mencapai batas limitku untuk bertahan melihat kau tersenyum untuk pria lain,”ucap Jonghoon.

===================================

Wonbin benar-benar terkejut saat melihat sekretarisnya membukakan pintu untuk Yewon. Yewon langsung melambaikan tangannya pada pria itu.
“Apa aku menganggumu, Tuan?,”tanya Yewon seraya berjalan perlahan menuju meja kerja Wonbin.
“Silahkan duduk. Dan tunggulah. Sebentar lagi aku selesai dan kita bisa pulang,”ucap Wonbin. Yewon pun duduk di hadapan pria itu, mengamati meja kerja Wonbin. Banyak sekali map bertumpuk dan juga kertas.
“Yewon-ssi, tadi pagi apa yang kau lakukan padaku?,”tanya Wonbin sambil tetap mengetik di keyboard nya. Tangan Yewon yang sedang memegang barang-barang Wonbin langsung berhenti di udara.
“Uh? Kau tidak tau atau pura-pura tidak tau?,”tanya Yewon menatap Wonbin, Wonbin menoleh menatapnya.
“Apa maksud dari itu?,”tanya Wonbin berusaha mengalihkan kegugupannya karena bertatapan langsung dengan mata cokelat Yewon.
“Kau benar-benar tidak tau? berhentilah berpura-pura!,”ucap Yewon sedikit kesal. Dia tidak percaya bahwa pria dewasa seperti Wonbin belum pernah mengalami pengalaman itu.
“Kau tidak adil,”ucap Wonbin kembali menatap Yewon.
“Eh?,”tanya Yewon bingung.
“Seharusnya aku melakukan hal yang sama padamu,”ucap Wonbin dan Yewon langsung menelan ludahnya.
“Uhh… Toilet dimana?,”tanya Yewon mengalihkan pembicaraan.
“Aku akan tanyakan pada sekretarismu,”ucap Yewon segera berlalu dari sana. Dia merasa wajahnya benar-benar memerah, tidak menyangka Wonbin bisa mengatakan hal seintim itu. Wonbin hanya tersenyum melihat kegugupan Yewon.
“Cantik sekali dengan wajah bersemu seperti itu. Kurasa aku harus lebih sering membuatnya merona,”gumam Wonbin.

===================TBC===================

Part 9


DON'T DARE TO PLAGIAT THIS FANFIC!!!


Please leave your comment if u appreciate me! ^^
credit: Yewonnie
Primadonnas' Island blog

 
 

Followers

My Update