Thursday, September 15, 2011

[FF/S/PG-17/11] IF YOU GIVE YOUR HEART

<< Part 1 << Part 2 << Part 3 << Part 4 << Part 5 << Part 6 << Part 7 << Part 8 << Part 9 << Part 10





TITLE: IF YOU GIVE YOUR HEART
GENRE: ROMANCE
LANGUAGE: BAHASA INDONESIA
RATING: PG-17/Straight
CASTS:
- Oh Won Bin
- Han Ye Won
- Song Seung Hyun
- Choi Jong Hoon
- Kim Yun Mi
- etc


Yewon keluar dari kamar Wonbin pagi itu dan Seunghyun yang saat itu hendak turun langsung tertegun.
“Eh? Kalian sudah tidur bersama?,”tanya Seunghyun dan Yewon langsung menoleh. Yewon tersenyum samar. “Tidak, jangan salah paham,”ucapnya lalu pergi menuju kamarnya. Seunghyun memandang Yewon yang pergi menjauh. “Aneh sekali.. apakah mereka bertengkar?,”terka Seunghyun.

Yewon masuk ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya. Gadis itu memandang langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. “Apakah aku harus mengungkapkan semuanya?,”gumamnya. Yewon kemudian bangun dan masuk ke kamar mandi. Dia tidak tau bagaimana nanti saat bertemu Wonbin. Pria itu pasti masih marah padanya, atau bahkan benci. “Kau memang gadis bodoh, Yewon-a,”ucapnya seraya memandang pantulan wajahnya di cermin westafel.

Saat Yewon turun tangga, tepat pada saat itu Wonbin berjalan ke arahnya. Pria itu seolah tidak memandang Yewon dan terus berlalu menuju ruang makan. Yewon memandang punggung Wonbin yang perlahan menjauh dan mendesah pelan. “Kurasa semuanya memang harus diakhiri sekarang juga,”gumam Yewon. Ntah kenapa perasaan sedih melingkupinya. Bukankah dia seharusnya bahagia bahwa dia tidak akan jadi menikah dengan Wonbin?

Wonbin menatap sekilas ke arah Yewon saat gadis itu datang dan duduk di sisinya. Seunghyun yang duduk di hadapan mereka menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan menyelidik.
“Kau semalam tidur dimana,hyung?,”tanya Seunghyun dan Wonbin menatapnya. “Di ruang kerja,”jawab Wonbin. “Tapi tadi pagi aku melihat Yewon keluar dari kamarmu,”ucap Seunghyun dan semua yang ada di meja makan itu sontak mengangkat kepalanya dan menatapnya. Wonbin membalas tatapan semua orang yang ada disana, kecuali Yewon. “Memang. Tapi aku tidak tidur disana karena Yewon ingin tidur di kamarku,”jawab Wonbin tenang.

Kedua orang tua Wonbin dan Seunghyun kini menatap Yewon, meminta jawaban dari gadis itu. “Aku semalam memang tidur di kamar Wonbin oppa, tapi kami tidak tidur sekamar,”jelas Yewon. “Ahh… aku pikir. Padahal aku senang sekali jika dengan segera mendapatkan cucu,”ucap Hyegyo dan Hyunbin menatapnya,”Memangnya kau tidak mau segera menimang cucu?,”tanya Hyegyo. “Tentu saja aku ingin. Tapi tidak secepat itu,”jawab Hyunbin.

“Itu tidak akan terjadi,”ucap Yewon tiba-tiba seraya menatap piringnya. Semua langsung menatapnya. Yewon kemudian menggigit bibir bawahnya dan mencoba memberanikan diri untuk menatap mereka semua. “Aku tidak akan pernah memberikan omma dan appa cucu. Karena aku…,”ucap Yewon perlahan dan kembali menundukkan kepalanya. “… tidak akan menikah dengan Wonbin oppa,”lanjut Yewon dan Hyegyo langsung tercengang. Hyunbin pun membelalakkan matanya, begitu juga dengan Seunghyun. Wonbin dengan kesal melempar serbetnya dan langsung menarik Yewon dan membawanya pergi meninggalkan ruangan itu. “Yeobo, apa tadi ada suara gaib?,”tanya Hyegyo. “Kurasa itu nyata,”jawab Hyunbin.

“Kau apa-apaan,huh?!,”tanya Wonbin saat akhirnya mereka tiba di ruang kerja Wonbin. Yewon berusaha melepas cengkraman tangan Wonbin di pergelangan tangannya, tetapi cengkraman itu begitu kuat. “Apa? Memang ada yang salah dengan ucapanku?,”tantang Yewon. Wonbin menatap tajam matanya dengan penuh kekesalan. “Tentu saja itu salah! Apakah kau tidak bisa berpikir,huh? Apakah kau selalu melakukan tindakan bodoh? Tidak bisakah kau berpikir terlebih dahulu sebelum bicara?,”tanya Wonbin dengan nada membentak. Yewon tetap berusaha menatap mata Wonbin walau mata gadis itu sudah terlihat berair.

“Aku memang selalu melakukan tindakan bodoh. Aku memang tidak pernah berpikir dulu sebelum bicara. Tapi ucapanku tadi bukan tanpa sebab. Aku tau diri bahwa aku tidak pantas bersanding denganmu. Sampai kapanpun tidak akan pantas. Terlebih aku sudah membohongi semua orang. Dan lagi pula, kau pasti sangat benci padaku. Jadi untuk apa aku menikah dengan orang yang membenciku?,”ucap Yewon. Wonbin menatapnya.

“Bodoh…,”ucap pria itu seraya menyentil dahi Yewon. “Apa kau berpikir aku membencimu?,”tanya Wonbin dengan nada lembut. Yewon menatapnya masih dengan mata berair dan akhirnya air mata itu perlahan turun. “Apa kau tidak membenciku?,”tanya Yewon hendak mengusap air matanya,tetapi Wonbin menahannya. “Tidak bisakah kau sekali saja bertanya dulu padaku sebelum menyimpulkan sesuatu?,”tanya Wonbin seraya menghapus air mata di pipi Yewon. “Kau benar-benar keras kepala. Menyimpulkan semua hal sendiri. Memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dipikirkan,”ucap Wonbin. Wonbin kemudian menatap dalam mata Yewon. “Dengar, aku tidak membencimu. Tidak pernah membencimu. Dan tidak akan pernah membencimu,”ucap Wonbin meyakinkan.

“Tapi aku sudah membohongimu,”ucap Yewon. “Tidak, kau tidak membohongiku. Kau membohongi Seunghyun. Bukan aku. Kau berinteraksi denganku sebagai dirimu sendiri. Dan air mata ini…,”ucap Wonbin seraya menangkup pipi Yewon. “…juga air matamu. Air mata yang berasal dari kesedihanmu. Bukan kesedihan Yunmi ataupun orang lain.” Yewon menjauhkan diri dari Wonbin dan memutar tubuhnya. “Apa Seunghyun akan membenciku?,”tanya Yewon tanpa berani menghadap Wonbin. “Ntahlah…,”jawab Wonbin.

Wonbin dengan perlahan mendekati Yewon dan menyentuh bahu gadis itu. “Tapi satu hal yang perlu kau tau, aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan memberikanmu pada Seunghyun mesti suatu saat nanti dia akan mengetahui yang sebenarnya,”ucap Wonbin. “Tapi aku tidak menyukaimu,”ucap Yewon memutar tubuhnya dan menatap Wonbin. Wonbin tersenyum. “Kau menyukaiku, tentu saja. Kau bahkan mencintaiku melebihi kau mencintai Seunghyun,”ucap Wonbin yakin dan terlihat raut bingung di wajah Yewon. “Kau hanya belum menyadarinya saja.”

============================================


“Aku mendengar berita menggemparkan pagi ini,”ucap Jonghoon saat menjemput Yewon di rumah Wonbin. Yewon menatap pria di sampingnya seraya mengerucutkan bibirnya. “Tskkk… Kau ini sebenarnya apa? Kenapa tau masalah itu?,”tanya Yewon kesal. “Bukankah aku sudah katakan berkali-kali bahwa aku adalah guardian angel-mu?,”tanya Jonghoon dan Yewon mencibir. “Kenapa kau bisa mengatakan hal itu? Apa karena Wonbin sudah tau semua jadi kau mengambil kesimpulan bahwa dia tidak akan mau menikah denganmu?,”tanya Jonghoon lagi dan Yewon membuka mulutnya shock. “Woahh… kau bahkan sudah tau bahwa Wonbin mengetahui semuanya?,”tanya Yewon tidak percaya. Jonghoon hanya meliriknya dan tersenyum.

“Tskk… apakah kau meletakkan sebuah chip di tubuhku sehingga kau mengetahui semua gerak-gerikku?,”tanya Yewon seraya menatap tajam Jonghoon yang kini tengah menyetir. “Apakah menurutmu aku sepintar itu untuk membuat sebuah chip?,”Jonghoon balik bertanya. “Tidak. Kau itu bodoh,”ucap Yewon. “Tapi aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa kau bisa tau semuanya? Kau bahkan bisa membaca pikiranku. Atau… pikiran semua orang,”ucap Yewon. “Suatu saat nanti aku akan memberitahumu semuanya. Tapi tidak untuk saat ini,”ucap Jonghoon misterius seraya tersenyum.

“Ahh… bagaimana dengan Yunmi?,”tanya Yewon. Jonghoon menghela napasnya. “Ntahlah…,”jawab Jonghoon. “Eh? Apa maksudnya itu?,”tanya Yewon bingung. “Aku tidak pernah dengannya lagi,”ucap Jonghoon. Yewon kemudian memandang Jonghoon dengan kesal. “Jangan marah, Yewon-a. Walau bagaimana pun, aku terus bersamanya karena ada kau, tapi sejak kau tidak ada…,”ucap Jonghoon. “Kau jahat sekali! Apakah kau tidak bisa mengerti perasaan Yunmi? Apakah kau tidak bisa menghargai perasaannya untukmu?,”tanya Yewon emosi.

“Dan apakah kau sendiri bisa menghargai perasaanku untukmu?,”Jonghoon balik bertanya dan Yewon menatapnya shock. Gadis itu sudah kehilangan kata-kata. “Sulit bukan? Itulah yang aku rasakan. Aku bukanlah kau yang bisa menganggap semua hal sebagai hal yang biasa. Dan bagiku, masalah perasaan adalah hal yang rumit. Aku bukanlah orang yang bisa berpura-pura,”jelas Jonghoon. “Tapi setidaknya… Kau harus memperlakukan Yunmi dengan baik,”ucap Yewon seraya membenarkan posisi duduknya. “Tentu saja aku memperlakukannya dengan baik. Aku bukanlah pria yang tidak berperasaan, asal kau tau,”ucap Jonghoon.

“Apakah sangat sulit berada di sisiku?,”tanya Yewon beberapa saat kemudian saat akhirnya mereka tiba di pelataran parkir kampus. Jonghoon mematikan mesin mobil dan menatap Yewon. “Maksudmu?,”tanya pria itu. “Mmm… berada di sisi orang yang sudah menolakmu. Apakah itu sulit?,”tanya Yewon seraya menatap Jonghoon perlahan. Jonghoon menyandarkan tubuhnya dan mengetuk-ngetuk stir seraya berpikir. “Tentu saja. Apalagi aku harus menyamakan aktingku dengan aktingmu yang sangat bagus itu. Itu sangat sulit. Apa lagi, saat hanya berdua seperti ini denganmu. Tapi aku sadar, kau membutuhkanku. Dan begitupun aku. Walaupun kau hanya menganggapku sebagai kakak atau apapun, tapi itu tidak masalah selama kau terus bergantung padaku,”jawab Jonghoon.

“Kau tau, aku bahkan menanti saat dimana kau harus memilih antara aku atau kekasihmu,”ucap Jonghoon beberapa saat kemudian seraya tersenyum. “Dan aku yakin, kau akan lebih memilihku,”lanjut Jonghoon seraya melepas seatbelt Yewon. “Sudah saatnya kau masuk,”ucap Jonghoon menatap Yewon yang masih terpaku. “Kata-katamu menakutkan,”ucap Yewon sebelum akhirnya turun dari mobil. “Kau milikku, Yewon-a. pada akhirnya,kau akan menjadi milikku,”ucap Jonghoon seraya menatap Yewon yang kian menjauh.

Jonghoon menoleh saat mendengar ketukan di kaca mobil, dilihatnya Wonbin yang berdiri disana. Jonghoon pun melepas seatbeltnya dan membuka pintu mobil. Wonbin mundur selangkah dan menatap Jonghoon. “Ada yang perlu aku bicarakan denganmu,”ucap Wonbin. “Aku sudah tau,”jawab Jonghoon seraya menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. “Tskkk… Sudah kuduga kau bermuka dua, Jonghoon-ssi,”ucap Wonbin dan Jonghoon tersenyum sinis menatapnya. “Lalu kenapa? Apa salah? Kau tidak suka? Itu bukan urusanmu,”ucap Jonghoon.

“Aku tidak akan pernah melepaskan Yewon,”ucap Wonbin. “Seharusnya aku yang mengatakan hal itu,”ucap Jonghoon seraya menatap Wonbin dengan tajam. “Kau tidak mencintai Yewon. Kau terobsesi padanya,”ucap Wonbin kemudian. “Benarkah? Apa kau yakin? Kenapa kau bisa menyimpulkan hal itu? Apa kau sangat mengenalku? Dengar, Wonbin-ssi. Kita baru saja bertemu,”ucap Jonghoon dengan nada meremehkan. “Dan dengar, pada akhirnya Yewon akan lebih memilihku. Kita lihat saja nanti,”ucap Jonghoon seraya membuka pintu mobil. “Ahh… satu hal lagi. Yewon akan menuruti semua perkataanku. Jadi kuharap kau bersikap sopan padaku jika kau tidak ingin aku menyuruh Yewon meninggalkanmu. Dan juga, jangan coba-coba menyentuhnya lebih dari waktu itu. Tidak akan kumaafkan,”ucap Jonghoon menatap Wonbin dengan kilat amarah sebelum masuk dan menyalakan mobil.

============================================


“Yunmi-a, apa kau marah padaku?,”tanya Yewon pada Yunmi yang saat itu tengah membaca buku. Yunmi menatap Yewon dengan pandangan bingung. “Marah kenapa?,”tanya gadis itu. “Karena aku sangat egois,”jawab Yewon. “Bodoh! Aku sudah terbiasa dengan hal itu,”ucap Yunmi kembali membaca bukunya.

“Wonbin oppa sudah tau semuanya,”ucap Yewon beberapa saat kemudian dan Yunmi menutup bukunya. “Maksudmu?,”tanya Yunmi. “Dia sudah tau bahwa aku membohongi Seunghyun. Terlebih, dia sudah tau tentang hubunganku dengan Seunghyun,”jawab Yewon dan Yunmi membuka mulutnya shock. “Lalu bagaimana? Kau sudah keluar dari rumah itu?,”tanya Yunmi dan Yewon menggeleng. “Wonbin oppa tetap ingin menikahiku,”jawab Yewon seraya menggigit bibir bawahnya.

“Apa?! Kenapa jadi begitu rumit?,”tanya Yunmi. “Ntahlah… aku sangat bingung. Apa yang harus aku lakukan?,”tanya Yewon. “Yang pasti kau harus memilih salah satu dari mereka. Dan yang pertama harus kau lakukan, kau harus berterus terang pada Seunghyun,”ucap Yunmi. “Tidak mungkin,Yunmi-a. aku tidak mau Seunghyun oppa membenciku,”ucap Yewon. “Lalu bagaimana? Apa kau mau menghilang begitu saja? Kau harus mempertanggung jawabkan semuanya, Yewon-a. Tidak bisa seenaknya begitu,”ucap Yunmi.

“Ntahlah, aku benar-benar tidak tau. Rasanya aku ingin memutar waktu kembali. Memang tidak seharusnya waktu itu aku pergi ke Jepang. Seharusnya aku mendengarkan perkataan Jonghoon oppa,”ucap Yewon. “Ya, memang. Tskkk… Biar bagaimana pun, Jonghoon oppa memang selalu tepat dalam berucap maupun bertindak. Kau ini sangat keras kepala,”ucap Yunmi. “Jadi aku harus bagaimana? Bertanya pada Jonghoon oppa?,”tanya Yewon. “Ya, kurasa itu hal yang baik. Ahh… memang tadi saat kesini kalian tidak membahas hal itu?,”tanya Yunmi dan Yewon menggelengkan kepalanya.

“Tapi… Jonghoon oppa aneh sekali,”ucap Yewon. “Seharusnya aku yang mengatakan hal itu. Kau tau? Dia sekarang jadi dingin sekali padaku. Menyebalkan! Seharusnya dulu kau menerima cintanya. Kenapa malah memikirkan aku?,”ucap Yunmi. “Aish! Jangan ungkit hal itu,”ucap Yewon kesal. “Tapi memang benar kan? Seharusnya kau dengannya. Jika kau dengannya, masalah tidak akan rumit. Kau tinggal katakan pada omma dan appa kalau kau dan Jonghoon oppa adalah sepasang kekasih dan perjodohan konyol ini tidak akan pernah ada,”ucap Yunmi. Yewon terdiam dan berpikir.

“Apakah jika aku mengatakannya sekarang maka akan tetap berlaku?,”tanya Yewon. “Bodoh! Jika kau mengatakanna sekarang justru semua akan semakin rumit. Sudahlah, sekarang kau fokus saja pada pernikahanmu. Jelaskan pada Seunghyun saat kau sudah resmi menjadi istri Wonbin oppa saja. Dengan begitu, tidak akan ada apapun terjadi. Seunghyun tidak mungkin nekad merebut istri kakaknya kan?,”saran Yunmi. “Tapi dia pasti akan membenciku, Yunmi-a,”ucap Yewon.

“Itu resiko. Tapi kurasa… dia tidak akan membencimu. Bukankah orang tidak akan bisa membenci orang yang dicintainya?,”terka Yunmi. “Tapi kesalahanku ini sangat fatal, Yunmi-a,”ucap Yewon. “Hah… aku jadi pusing. Sudahlah, jangan membahasnya denganku. Bahas saja dengan Jonghoon oppa,”ucap Yunmi. “Ahh.. dan kau tau, aku sudah malas dengan Seunghyun. Aku menjauh darinya. Kuharap dia sadar dan akhirnya mengakhiri hubungan ini. Jadi, masalahmu akan berkurang satu,”ucap Yunmi.

“Hey! Kenapa melakukan hal itu?,”tanya Yewon kesal. “Tskk… memang kau pikir aku bisa terus berpura-pura? Sulit sekali menjadi dirimu,”jawab Yunmi. “Sudahlah, Seunghyun biar aku yang urus,”ucap Yunmi. “Apa kau akan membuatku putus dengannya?,”tanya Yewon. “Tentu saja! Aku lebih setuju kau dengan Wonbin oppa dari pada dengannya. Kau tau, Seunghyun itu hanya cocok dijadikan pacar, tetapi tidak untuk menjadi suami. Pria seperti dia hanya bisa membuatmu senang tapi tidak bisa membahagiakanmu,”nasihat Yunmi.

============================================


“Oppa, aku sudah mengatakannya pada Yewon,”ucap Yunmi malam itu. Jonghoon yang sedang menatap langit malam langsung menoleh. “Mengatakan apa?,”tanya Jonghoon. “Mengatakan pada Yewon untuk memilih salah satu saja,”jawab Yunmi seraya ikut bersandar di pagar balkon. “Tapi Yewon sangat keras kepala. Ini hal yang rumit untuknya,”ucap Jonghoon. “Kenapa kau tidak mencoba mendapatkannya? Apa karena dia menolakmu dan kau menyerah?,”tanya Yunmi.

“Jangan kau kira aku tidak mengerti pikiranmu, Yunmi-a,”ucap Jonghoon dan Yunmi terlihat gugup. “Kau mulai menyukai Seunghyun. Benarkan?”tebak Jonghoon dan Yunmi terdiam. “Sudahlah, tidak ada yang perlu kau tutupi. Tapi sayang sekali, Yunmi-a. Seunghyun tidak akan pernah menyukaimu meskipun kau sangat mirip dengan Yewon,”ucap Jonghoon. “Kenapa tidak mungkin? Aku bisa terus berpura-pura sebagai Yewon agar dia tetap bersamaku,”ucap Yunmi dan Jonghoon tertawa pelan.

“Terserah kau saja. Lakukan saja apa yang kau mau,”ucap Jonghoon. “Tskkk.. Kau aneh sekali, oppa. Sebenarnya kau ini punya niat apa?,”tanya Yunmi. Jonghoon menatapnya. “Aku akan memiliki Yewon. Tapi aku tidak akan menggunakan hal bodoh seperti yang kau lakukan,”jawab Jonghoon. “Sudah kuduga. Kau memang tidak sebaik yang kuduga. Untung saja aku membuka laptopmu dan membaca semuanya,”cibir Yunmi. “Bukankah kau pernah mencintaiku, huh?,”tanya Jonghoon seraya tertawa pelan. “Sial! Aku benar-benar menyesali hal itu. Mari kita lupakan saja!,”ucap Yunmi.

“Tapi ingat, aku tidak mau kau menyakiti Yewon,”ucap Yunmi. “Kau tenang saja. Aku mencintainya. Mana mungkin aku menyakitinya?,”ucap Jonghoon. “Ya, lagi pula aku merasa Yewon lebih baik denganmu. Sudahlah, cepat jalankan rencanamu sebelum Yewon menjadi gila. Aku benar-benar kasihan padanya,”ucap Yunmi seraya menatap langit. “Ternyata berada di antara tiga pria sangat sulit. Untung aku tidak dalam posisinya,”ucap Yunmi.

“Ya, karena kau akan bekerja sama denganku untuk mengeluarkannya dari posisi yang rumit itu,”jawab Jonghoon. “Tapi kau tidak akan melakukan hal yang jahat kan?,”tanya Yunmi. “Apa kau pikir aku seorang penjahat? Tentu saja tidak, aku akan menggunakan cara yang baik. Yang akan menguntungkan semua pihak, termasuk kau,”jawab Jonghoon.

“Tapi… bagaimana jika Yewon tidak memilihmu?,”tanya Yunmi dan Jonghoon tertawa. “Yewon pasti memilihku. Aku bisa memastikan hal itu,”jawab Jonghoon seraya tersenyum. “Tskkk… Kau ini percaya diri sekali,”cibir Yunmi. “Tentu saja. Karena aku lah yang mengendalikan hidup Yewon, asal kau tau,”ucap Jonghoon. “Tskkk… benar-benar manusia setengah iblis,”cibir Yunmi. “Hey! Jaga bicaramu!,”ucap Jonghoon. “Ya.. ya..,”jawab Yunmi sekenanya seraya pergi dari sana.

=====================TBC=======================



DON'T DARE TO PLAGIAT THIS FANFIC!!!


Please leave your comment if u appreciate me! ^^
credit: Yewonnie
Primadonnas' Island blog

 
 

Followers

My Update